PUBLIKASI MINISTRIES “A GRAIN OF WHEAT”
Oleh David W. Dyer
Diterjemahkan oleh L. Yunnita
Dalam bab sebelumnya, kita telah mempelajari salah satu tujuan utama Tuhan menciptakan manusia dan menempatkan- nya di bumi. Tujuan itu adalah untuk mendirikan Kerajaan-Nya di sini, dengan merebut kembali planet bumi dari dominasi Iblis dan mendirikannya kembali di bawah otoritas-Nya yang sah. Kita juga telah melihat bahwa Tuhan menciptakan manusia menurut gam- bar dan rupa-Nya dan menempatkannya di bumi untuk menjadi agen yang akan Dia pakai untuk mencapai rencana ini.
Manusia berulang kali gagal melaksanakan amanat yang Tuhan percayakan kepadanya dalam pasal pertama kitab Keja- dian. Kelihatannya, Iblis telah memegang kekuasaan tertinggi. Namun, di sepanjang sejarah, Tuhan telah menjanjikan hadirnya seorang keturunan yang akan menang. Pemenuhan janji ini kita temukan dalam diri Yesus Kristus. Dia adalah Anak Allah, lahir dari seorang wanita, dari keluarga Israel, dari suku Yehuda, dan dari keturunan Daud sang Raja. Dialah yang Tuhan janjikan akan duduk di atas takhta Kerajaan-Nya selamanya.
Karena Yesus dilahirkan dari Maria, seorang wanita di bumi ini, Dia sepenuhnya manusia. Kitab suci mengatakan bah- wa Yesus pun mengalami keadaan menjadi anak dari darah dan daging (Ibr. 2:14). Dia menjadi sama seperti kita untuk mengubah kita menjadi sama seperti Dia. Yesus bukan hanya seorang manusia yang utuh, Dia juga benar-benar Allah. Alkitab berkata bahwa di dalam Dia berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan keilahian (Kol. 2:9). Yesus adalah inkarnasi atau perwujudan Firman Allah. Yohanes 1:14 menyatakan, “Firman itu telah menjadi manusia, dan tinggal di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh anugerah dan ke- benaran.”.
Manusia ini, Yesus Kristus yang adalah Allah sendiri, ada- lah pemenuhan janji Tuhan untuk mengirimkan keturunan wani- ta yang akan meremukkan kepala ular (Kej. 3:15). Itulah tepatnya yang dilakukan oleh Yesus. Sejak lahir, Yesus Kristus, manusia itu, sama sekali tanpa dosa. Dia tidak pernah melakukan apa pun yang tidak berkenan kepada Bapa (Yoh. 8:29). Kehidupan-Nya di bumi ini benar-benar bertolak belakang dengan segala yang ada di kerajaan Iblis. Yesus tidak pernah terlibat dalam kejahatan dalam bentuk apa pun. Kehidupan-Nya adalah manifestasi hidup dari ke- benaran Allah di bumi ini, tepat di pusat wilayah kekuasaan Iblis.
Betapa Iblis pasti membenci Yesus! Dia adalah manusia yang sempurna. Pada satu titik, Dia bahkan berkata, “[...] pengu- asa dunia ini datang. Ia tidak berkuasa sedikit pun atas diri-Ku” (Yoh. 14:30). Haleluya! Allah mengutus Anak-Nya dan Dia men- jadi manusia yang tidak memiliki celah kesempatan sama sekali bagi Iblis – Iblis tidak memiliki kendali, tidak memiliki kuasa, dan tidak memiliki cara untuk memengaruhi Dia. Sungguh suatu ke- muliaan bagi Allah dan kemenangan atas musuh bahwa seorang manusia yang nyata hidup di bumi ini tanpa dosa, dalam ketaatan yang sempurna kepada Allah. Dia tidak pernah terlibat dalam se- gala kejahatan dan kecemaran yang Iblis tawarkan.
Memang, jangan berpikir bahwa Yesus tidak pernah men- dapat godaan. Kekudusan-Nya bukanlah hasil dari kehidupan yang mudah. Di padang gurun Dia berpuasa selama empat puluh hari dan empat puluh malam lalu digoda oleh Iblis. Dia dicobai dalam setiap aspek sama seperti kita hari ini (Ibr. 4:15). Dia tidak luput dari godaan – namun, Dia mengalahkan godaan itu. Dia hi- dup berkemenangan mengatasi godaan itu. Dia tidak menyerah pada rayuan kejahatan, dan itulah sebabnya Alkitab mengatakan Bapa sangat berkenan kepada-Nya (Mat. 3:17). Yesus hidup tanpa berdosa dan sempurna, sejak kelahiran-Nya sampai kematian-Nya di kayu salib.
Penting untuk disebutkan di sini bahwa kematian Yesus di salib adalah pemenuhan dari seluruh gambaran persembahan korban dalam Perjanjian Lama. Yesus adalah Sang Anak Domba Allah, yang menyerahkan diri-Nya, dalam kondisi tanpa cacat atau noda, bagi dosa-dosa dunia.
Orang Israel diwajibkan untuk membawa seekor anak domba jantan yang sempurna untuk dipersembahkan kepada Tu- han. Namun, sebelum dapat dipersembahkan, anak domba terse- but harus diperiksa dengan saksama untuk memastikan bahwa tidak ada kecacatan sama sekali.
Demikian pula dengan Yesus. Sebelum Dia disalibkan, Dia diperiksa. Pontius Pilatus dan para prajuritnya melakukan pe- meriksaan dengan cara mereka sendiri. Mereka memukuli-Nya, meludahi-Nya, dan mengejek-Nya. Mereka mencoba segala cara yang mereka ketahui untuk mendapatkan semacam reaksi buruk dari Yesus, yang akan memuaskan keinginan mereka untuk meli- hat-Nya jatuh di bawah siksaan mereka.
Herodes pun memeriksa Yesus secara menyeluruh. Ke- mudian, Pilatus berkata setelah selesai dengan pemeriksaannya, “[...] aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada-Nya.” (Yoh. 19:4 dan 6). Ini benar-benar mengesankan. Padahal, Pilatus telah berpengalaman sangat panjang dalam menangani kasus banyak orang dan memberi putusan dalam sidang peradilan sebagai ha- kim. Saya yakin telah banyak orang dari latar belakang yang ber- beda-beda menjalani sidang peradilannya. Namun, tanpa ragu, Pilatus tidak bisa mengatakan putusan tak bersalah tentang orang lain. Dia justru sangat terkesan dengan satu orang ini, Yesus, yang membuatnya harus dengan jujur mengatakan bahwa dia tidak da- pat menemukan kesalahan apa pun pada diri-Nya sama sekali.
Itulah Manusia yang mengatasi semua serangan yang di- lemparkan Iblis kepada-Nya. Dia hidup sebagai pemenang. Bahkan, bukan hanya itu; ketika Yesus bangkit dari kematian Dia mematah- kan senjata paling kuat yang dimiliki Iblis – kematian. Dia menga- tasi dosa selama hidup-Nya dan Dia mengatasi kematian dengan kebangkitan-Nya dari kubur. Kematian tidak bisa menahannya.
Kekuatan Iblis dikalahkan dalam kehidupan dan kebangkit- an Yesus Kristus, manusia yang adalah Allah sendiri. Semua taktik yang dirancang si musuh dan pasukannya digagalkan. Ketika Yesus bangkit dari kematian, Dia mempertontonkan kekalahan mereka. Dia menang mutlak atas mereka (Kol. 2:15).
Tidak ada – tidak ada satu pun dari senjata yang mereka miliki – yang bisa menghentikan Yesus dari memenuhi kehendak Allah. Betapa mulianya hal ini, kita menyaksikan bahwa akhirnya seorang manusia – seorang Pria Allah, yang kudus – memenuhi kehendak Allah dan mencapai rencana-Nya. Dalam Yesus Kristus, amanat Tuhan terpenuhi. Itu adalah satu langkah penting dalam rencana Allah yang sedang direalisasikan.
KERAJAAN YANG ADA DI ANTARA ANDA
Ketika Yesus menjalani hidup di bumi ini hampir 2.000 ta- hun yang lalu, Dia merupakan manifestasi hidup dari Kerajaan Allah. Dalam setiap aspek hidup-Nya, Dia sepenuhnya tunduk ke- pada pemerintahan dan kekuasaan Allah. Untuk pertama kalinya sejak penciptaan Adam, ada seorang manusia yang hidup di bumi dengan memenuhi persyaratan Allah. Melalui kehidupan Manu- sia Yesus, Kerajaan Allah dinyatakan kepada manusia.
Ketika orang Farisi bertanya kepada Yesus di mana Kera- jaan-Nya berada, Dia memberi tahu mereka, “Sesungguhnya, ke- rajaan Allah ada di antara kamu.” (Luk. 17:21). Ketika mengatakan hal ini, Yesus merujuk kepada diri-Nya sendiri.
Dia itulah manifestasi unik dari Kerajaan Allah. Dalam se- gala yang Dia katakan atau lakukan, Dia mencerminkan kehendak Bapa.
Pada suatu titik Dia bahkan dengan berani menyatakan, “[...] Aku senantiasa melakukan apa yang berkenan kepada-Nya [Bapa].” (Yoh. 8:29). Itu benar-benar manifestasi dari Kerajaan Allah. Meskipun Dia hidup di tengah-tengah lingkungan yang jahat, Dia mengungkapkan Allah dalam setiap aspek kehi- dupan-Nya.
Ketika Yesus memulai pelayanan-Nya, Dia berkhotbah tentang pertobatan demi Kerajaan Allah. Dia berkata, “Bertobat- lah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat!” (Mat. 4:17). Ini berarti bahwa pemerintahan atau otoritas surga sedang dimanifestasikan dan manusia perlu bertobat atas dosa mengambil bagian dalam kerajaan Setan.
Manusia dipanggil untuk bertobat atas perbuatan yang mereka lakukan dan bahkan pikiran yang mereka pikirkan, yang bertentangan dengan Kerajaan Surga yang baru. Karena Kerajaan Allah sekarang sudah dekat, manusia perlu berpaling dari keraja- an lain yang sebelumnya telah mereka ikuti, agar menjadi bagian dari Kerajaan baru yang Tuhan sediakan.
INJIL KERAJAAN
Injil Kerajaan berarti injil pertobatan demi masuk ke da- lam Kerajaan Allah. Jika kita ingin masuk ke dalamnya, kita ha- rus berpaling dari semua kejahatan dan dosa kerajaan Iblis yang sebelumnya telah menjadi kehidupan kita. Dengan kata lain, kita harus berpindah kubu. Allah menghendaki kita untuk membelot dan berpindah ke pihak lain. Inilah Injil yang Yesus beritakan. Ini adalah pesan yang mutlak, radikal, dan tidak memberi ruang un- tuk kompromi.
Dua kerajaan yang telah kita bicarakan – kerajaan dunia ini dan Kerajaan Surgawi – sepenuhnya bertolak belakang. Tidak ada wilayah tengah yang netral di antaranya. Untuk sepenuhnya tunduk kepada Kerajaan Allah, kita harus benar-benar bebas dari kerajaan Setan. Ini membutuhkan pertobatan yang mendalam dan menyeluruh di hati setiap orang mengenai hal-hal yang telah dia lakukan, ucapkan, dan pikirkan sebelum dia mengetahui tentang Kerajaan Allah.
Saya khawatir banyak pengkhotbah Kristen tidak membe- ritakan Injil Kerajaan ini. Menjadi seorang Kristen sering digam- barkan terlalu mudah dan tidak memerlukan lebih dari sekadar menerima hadiah.
Meskipun kita harus menerima hadiah, itu hanya sebagian dari pesan Injil. Sebenarnya pesannya jauh lebih daripada itu. Ke- tika Yesus dan Yohanes Pembaptis berkhotbah, mereka berkhot- bah tentang pertobatan demi Kerajaan.
Jika kita benar-benar ingin melakukan kehendak Allah dan sepenuhnya masuk ke dalam Kerajaan-Nya, kita harus bertobat sepenuhnya atas segala sesuatu yang telah kita lakukan yang ber- tentangan dengan-Nya. Pertobatan berarti kita memalingkan hati kita dari hal-hal ini dan memutuskan untuk tidak pernah terlibat di dalamnya lagi. Ini berarti setuju dengan Allah bahwa mereka yang melakukan hal-hal semacam itu layak mendapatkan kemati- an. Ini berarti membuat keputusan untuk meninggalkan satu ke- rajaan dan memasuki kerajaan lain.
Injil ini tidak dapat diperlunak dan memang berat, tetapi melalui Yesus Kristus adalah sepenuhnya mungkin bagi siapa saja yang menginginkannya. Kita semua dapat hidup dalam keme- nangan sama seperti Yesus.
KEHIDUPAN YANG BERKEMENANGAN
Alasan kita dapat hidup seperti Kristus adalah karena Dia telah memberikan kepada kita kehidupan-Nya sendiri. Kehi- dupan kekal yang Allah janjikan untuk diberikan melalui Anak- Nya Yesus itu adalah kehidupan ilahi-Nya sendiri. Ketika Yesus Kristus, yang hidup berkemenangan atas Setan dan dosa, seka- rang mulai hidup di dalam kita, kita juga dapat hidup seperti Dia.
Alkitab bertanya kepada mereka yang percaya, “[...] Apa- kah kamu tidak yakin akan dirimu bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu?” (2Kor. 13:5). Puji Tuhan! Yesus yang sama yang hidup di bumi ini terpisah dari kerajaan musuh sekarang tinggal di dalam kita. Yesus telah memberikan “Kehidupan Kera- jaan-Nya” kepada manusia. Saat kita menerima Yesus Kristus, kita menerima semua yang ada pada Dia dan semua yang Dia telah capai. Ketika Dia masuk ke dalam kita, Dia membawa semua sifat, kebajikan, dan kuasa-Nya bersama Dia. Melalui Roh Kudus, setiap orang percaya dapat memasuki kemenangan.
Karena Allah telah mencurahkan Roh Kudus-Nya ke da- lam manusia di bumi ini (Roh yang memberi hidup dalam Kris- tus Yesus, Rm. 8:2), sekarang ada ribuan individu yang memiliki kehidupan dan kekuatan untuk hidup di dalam Kerajaan Allah. Sekarang, melalui Roh, kehidupan Kristus yang berkemenangan itu sedang berbuah dan berkembang biak di antara orang-orang di seluruh bumi. Manusia pria dan wanita dapat memenuhi perintah asli Allah untuk menaklukkan kuasa-kuasa kejahatan di dunia ini dan hidup selaras dengan Allah.
Kuasa yang kekal ini tinggal di dalam semua orang per- caya. Bahkan, jika mereka hanya bersedia untuk bertobat, untuk berpindah kerajaan, untuk berhenti melakukan pekerjaan kege- lapan, dan memasuki Kerajaan terang, Yesus Kristus di dalam me- reka akan menyediakan kesanggupan untuk mereka melakukan- nya. Hidup-Nya, kehidupan-Nya yang berkemenangan itu, akan memampukan mereka untuk menaklukkan.
Ini bukanlah sesuatu yang dapat kita lakukan dengan upa- ya kita sendiri. Ini juga bukan kemenangan yang dapat kita raih dengan tekad dan kekuatan kehendak kita sendiri. Sebaliknya, ini adalah penyerahan seluruh diri kita kepada Pihak Yang Lain. Yang kita dapat lakukan melalui membuka hati kita kepada-Nya adalah mengizinkan kehidupan ilahi-Nya yang berkemenangan itu hi- dup melalui kita. Rahasia kemenangan kita atas dosa dan musuh bukanlah kita berusaha lebih keras, melainkan kita menyerahkan diri kita lebih dan lebih lagi kepada-Nya.
Di sinilah kita menemukan tujuan Yesus datang dan mati. Dia datang untuk mengumpulkan kepada diri-Nya suatu umat khusus, yang akan mengizinkan Dia hidup di dalam mereka dan menjalani kehidupan berkemenangan-Nya melalui mereka. De- ngan demikian, mereka akan mengekspresikan Dia dan meman- ifestasikan dominasi-Nya atas musuh-Nya. Dengan kuasa-Nya, mereka sekarang dapat hidup di dunia yang jahat ini dan tetap tunduk pada otoritas-Nya. Dengan mengizinkan Yesus Kristus memenuhi dan hidup melalui mereka, mereka memanifestasikan kemenangan Kristus dan menegakkan otoritas Allah atas bumi ini.
Akhirnya, tujuan penciptaan manusia mendapat peme- nuhannya. Sekarang, sisa urusan Allah adalah menyelesaikan pe- ngumpulan semua orang yang Dia pilih dan mempersiapkan me- reka untuk hari terakhir. Sangat segera, kita semua akan terangkat untuk bertemu Dia di udara dan kembali bersama-Nya untuk memerintah. Peran kita adalah menyerahkan diri kita sepenuhnya kepada-Nya dan memberitakan Injil Kerajaan ini di seluruh bumi.
Gereja adalah Tubuh Kristus. Sama seperti tubuh fisik Yesus adalah wadah dan sarana yang melaluinya Dia mengeks- presikan diri ribuan tahun yang lalu, demikian pula Gereja adalah ekspresi-Nya di bumi saat ini. Karena Dia telah naik kepada Bapa, kita, umat-Nya, sekarang adalah wadah dan sarana untuk Dia mengekspresikan diri-Nya dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Kata “tubuh” ini bukan hanya kiasan bertema agama yang indah. Kata ini sarat dengan banyak arti rohani yang penting. Ke- hendak Allah adalah memakai umat-Nya sebagai alat kebenaran dan sebagai kesaksian tentang diri-Nya sendiri. Ini adalah suatu hak istimewa dan tanggung jawab yang luar biasa. Kita harus mengekspresikan Allah yang tak terlihat di alam semesta kepa- da penduduk bumi serta menunjukkan kemenangan-Nya kepada para pemerintah di langit.
Hari ini, melalui Tubuh Gereja-Nya, Allah memanifestasi- kan hikmat-Nya dan maksud abadi-Nya (Ef. 3:10). Betapa kita per- lu menganggap serius amanat Kristus ini! Sangat penting bagi-Nya untuk menyelesaikan pekerjaan ini melalui kita – begitu penting- nya, sampai-sampai Dia mati agar amanat itu dapat dijalankan. Ini sama sekali bukan hal sepele atau tidak penting, dan kita telah di- panggil ke dalamnya. Suatu hari nanti ketika kita berdiri di hadap- an takhta penghakiman-Nya, kita akan dipanggil untuk memper- tanggungjawabkan tanggapan kita terhadap amanat penting ini.
Salah satu aspek penting dari tugas ini adalah kita harus memberitakan Injil ini kepada setiap makhluk (Mrk. 16:15). Seba- gai bagian dari tugas kita sebagai murid Yesus, kita pun harus me- lakukan hal yang Dia lakukan, yaitu memberitakan Injil Kerajaan. Kehendak-Nya adalah agar semua orang mendengar pesan per- tobatan dan menerima kehidupan baru-Nya. Untuk hal ini dapat terjadi, kita harus bekerja sama. Kita harus bersedia pergi ke mana pun Dia mengutus kita dan menyebarkan Kabar Baik. Kita juga perlu “berbuah dan berkembang biak” secara rohani.
Jika kita bersedia dan taat, Dia akan memberdayakan kita untuk menyelamatkan banyak pria dan wanita dari kerajaan ke- gelapan milik Setan dan memindahkan mereka ke Kerajaan Te- rang-Nya. Yesus Kristus akan segera datang kembali lagi dan saya sangat yakin bahwa Dia akan bersukacita menemukan Anda ber- diri di celah, menyelamatkan banyak orang dari murka Allah dan mempersiapkan mereka untuk pesta perkawinan.
MEMPERLENGKAPI UMAT ALLAH
Pembahasan ini membawa kita ke aspek penting lainnya dari amanat Kerajaan kita. Merupakan tanggung jawab kita pula untuk membantu Allah dalam menyempurnakan umat-Nya dan mempersiapkan mereka untuk kedatangan-Nya. Kita tidak hanya perlu memperkenalkan mereka kepada Kerajaan Kristus, tetapi kita juga perlu mengajarkan kepada mereka cara hidup di dalam- nya. Allah tidak menginginkan sekumpulan bayi-bayi rohani, te- tapi Dia menginginkan sejumlah besar orang kudus yang dewasa, agar Dia dapat tinggal dalam persekutuan yang intim dengan me- reka selamanya.
Sebelum Yesus naik ke surga, Dia berkata, “Karena itu, pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku [...] ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.” (Mat. 28:19, 20). Membangun Tubuh Kristus bukanlah tanggung jawab sekunder, melainkan bagian yang sama pentingnya dalam tugas kita.
Kita bukan hanya perlu membawa bahan baku, tetapi kita juga dipanggil untuk membantu Dia dalam membentuk mereka menjadi seperti yang Dia kehendaki. Kita harus saling membantu dalam mempersiapkan kedatangan-Nya.
Perlu dicatat bahwa tidak semua anggota Tubuh Kristus memiliki fungsi yang sama. Kita semua tidak dipanggil untuk me- lakukan hal yang sama. Ada banyak jenis pekerjaan yang berbe- da yang harus dilakukan. Alkitab secara spesifik menyebutkan di beberapa bagian bahwa ada berbagai macam karunia, tugas pe- ngelolaan, dan kemampuan yang diberikan oleh Roh dan dengan semua itu kita dapat melayani Allah (1Kor. 12:4-12, Rm. 12:4).
Pesan pentingnya bukanlah bahwa kita semua harus me- lakukan tugas yang sama, tetapi bahwa kita semua harus mela- kukan pekerjaan yang Yesus panggil kita untuk lakukan. Setiap orang dari kita harus aktif melayani Allah dalam berbagai kapasi- tas. Semua orang percaya harus hidup di bawah otoritas dan arah- an Yesus hari ini jika kita ingin berkenan kepada-Nya ketika Dia datang kembali.
Apa pun pekerjaan atau fungsi Anda, Anda harus mela- kukannya dengan seluruh energi Anda. Jika Anda tidak tahu apa bagian Anda, Anda harus mencari wajah Tuhan melalui doa dan mencari persekutuan dengan orang percaya lainnya sampai Anda tahu pasti bahwa Anda sedang berjalan dalam kehendak-Nya.
Salah satu alasan banyak orang Kristen kesulitan menge- tahui kehendak Allah untuk hidup mereka adalah karena mere- ka memiliki begitu banyak prioritas yang mendahului melayani Allah. Misalnya, pertama-tama mereka mengutamakan menem- puh pendidikan, menikah, menemukan pekerjaan yang baik, membeli rumah, dan kemudian barulah mereka bertanya-tanya apa kehendak Allah untuk hidup mereka.
Tidak heran mereka kebingungan. Jika kita benar-benar ingin mengetahui kehendak Allah, kita harus terbuka kepada-Nya dalam setiap area kehidupan kita. Semua hal harus tunduk ke- pada-Nya. Sejauh mana kita benar-benar terbuka kepada-Nya, se- jauh itulah kita dapat mengetahui kehendak-Nya. Tidak ada orang yang sungguh-sungguh mencari Allah yang akan dibiarkan kebi- ngungan terus-menerus. Allah sanggup memimpin umat-Nya.
Tentu saja, berdiam diri tanpa bergerak sambil berdoa selama bertahun-tahun pun tidak akan mendatangkan jawab- an. Kadang, untuk menemukan kehendak-Nya, kita harus mulai bergerak ke arah yang kita pikir merupakan tuntunan-Nya. Saat kita berjalan, kita akan memiliki keyakinan dalam batin tentang penyertaan-Nya atau justru keyakinan bahwa kita telah membuat kesalahan. Beranikan diri! Ambillah langkah menuju tindakan, la- kukan pekerjaan yang menurut Anda Yesus panggil Anda untuk lakukan. Membuat kesalahan tidak akan berakibat fatal, tetapi me- nguburkan talenta Anda akan membuat diri Anda tidak berkenan kepada-Nya pada hari penghakiman. “[...] ‘Yang lebih berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeli- haranya.’” (Luk. 11:28).
Setelah kita menerima Tuhan, itu bukanlah titik akhir. Se- baliknya, itu adalah titik awal dari proses seumur hidup mengi- kuti Dia, melakukan kehendak-Nya, dan mengekspresikan kehi- dupan dan sifat-Nya ke dunia yang terhilang. Yesus telah berlari di depan kita, menaklukkan semua kuasa musuh, dan duduk di sebelah kanan Dia Yang Berdaulat di tempat yang tinggi. Sekarang kita, umat-Nya, dihadapkan dengan tanggung jawab untuk meng- ikut Dia dalam kemenangan ini.
Dengan iman, kita dapat melayani-Nya dan menyelesai- kan kehendak-Nya di bumi. Karena kita memiliki kehidupan-Nya di dalam kita, kita juga dapat hidup seperti Dia. Tidak ada alasan yang dapat diterima untuk kita tidak hidup dalam Kerajaan Allah hari ini dan memanifestasikan kehendak-Nya di bumi. Hari Tu- han yang besar dan mengerikan itu akan datang. Siapakah yang sanggup tetap berdiri pada hari kedatangan-Nya? Saya katakan kepada Anda jawabannya, yaitu mereka yang telah melakukan ke- hendak-Nya.
Akhir bab 7
Baca bab-bab lain secara online:
We are always looking to offer books in more languages.