PUBLIKASI MINISTRIES “A GRAIN OF WHEAT”
Oleh David W. Dyer
Diterjemahkan oleh L. Yunnita
“Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu.” (Luk. 12:32). Bapa kita di surga sangat menginginkan agar setiap anak- anak-Nya taat kepada-Nya dan memasuki Kerajaan-Nya. Bukan- lah keinginan-Nya untuk menolak siapa pun.
Sesungguhnya di dalam hati-Nya, ketika Dia memperanak- kan kita melalui Putra-Nya Yesus Kristus, Dia merindukan agar kita setia dan agar kita mewarisi berkat yang besar ini. Alkitab ber- kata, “Karena Allah begitu mengasihi dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yoh. 3:16). Kita juga membaca di Roma 8:32, “Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimana mungkin Ia tidak mengaruniakan se- gala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?”
Ayat-ayat tersebut menunjukkan kepada kita kasih Allah yang besar terhadap manusia. Dia bahkan tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri untuk menunjukkan kepada dunia kasih yang tidak terukur dan maha luas yang Dia miliki. Mengenai kesela- matan, kita tahu bahwa bukanlah kehendak-Nya bahwa ada orang yang binasa, tetapi Dia ingin semua orang tiba pada pengetahuan akan kebenaran. Saya yakin sikap yang sama itu juga berlaku bagi anak-anak-Nya yang memasuki Kerajaan Seribu Tahun.
Sama seperti Allah tidak berkenan membuang siapa pun ke dalam lautan api, begitu pula Dia tidak menginginkan anak- anak-Nya kehilangan apa yang telah Dia siapkan bagi mereka.
Akhirnya tergantung pada kita. Jika kita bersedia dan taat, Dia setia dan Dia akan memampukan kita untuk masuk ke dalam hal-hal tersebut. Seluruh kuasa dan otoritas Allah telah diletakkan dalam Yesus Kristus dan tersedia bagi kita hari ini melalui Roh Kudus. Kita tidak boleh berdalih tentang terlalu lemah atau tidak mampu.
Di kayu salib, dengan penumpahan darah-Nya, Yesus telah membeli segala yang diperlukan bagi kita untuk taat dan melakukan kehendak-Nya. Tidak hanya itu, tetapi Dia juga telah mencurahkan Roh-Nya atas kita dan akan memberikan kita kasih karunia-Nya agar kita dapat hidup menurut kehendak Allah. Jika kita bersedia, Dia akan memampukan kita untuk menang atas ke- rajaan setan.
Anggota Tubuh Kristus yang paling kecil dan lemah pun tidak perlu kalah. Allah telah melakukan semuanya. Yang tersi- sa bagi kita hanyalah memasukinya dengan iman dan ketaatan. Janganlah kita merasa tertuduh atau takut. Bapa telah berkenan memberikan kepada kita Kerajaan itu.
Sekarang, kita perlu berbicara kepada orang yang undur. Jika Anda telah undur dan kini hidup dalam keadaan berdosa, bertobatlah sebelum terlambat. Berbaliklah dari kehidupan ber- dosa Anda sekarang juga saat Anda masih bisa bertobat dengan tulus. Bapa akan menyambut Anda dengan tangan terbuka.
Sama seperti anak yang hilang, yang kisahnya kita baca dalam Alkitab, yang pergi meninggalkan ayahnya untuk sekian lama dan menghamburkan hartanya dengan hidup bebas bersama teman-teman yang jahat, lalu suatu hari menjadi sadar, kembali ke rumah ayahnya dan disambut dengan sukacita dan perayaan oleh ayahnya; demikianlah juga Anda dapat bertobat dan berbalik dari arah yang telah Anda tempuh untuk kembali kepada Allah.
Dia akan menerima Anda, Dia akan mengasihi Anda, Dia akan kembali mengenakan pada Anda pakaian yang bersih. Jika Anda terus setia sampai Dia datang kembali, Anda juga dapat me- masuki Kerajaan itu.
Jangan tunggu sampai terlambat. Bertobatlah dan kem- balilah kepada-Nya sebelum hari Dia datang kembali. Pada hari itu, semuanya akan terlambat. Namun sampai saat itu, masih ada kesempatan bagi setiap anak Allah untuk kembali dan menerima warisan jika di dalam hati mereka masih ada pertobatan yang tu- lus. Dalam kasih-Nya yang besar yang Dia miliki untuk seluruh umat manusia dan terutama bagi anak-anak-Nya, Bapa pasti akan menerima Anda kembali dan memampukan Anda untuk hidup bagi-Nya. Saya harus mengatakan di sini bahwa mereka yang un- dur mungkin tidak akan menerima upah pada tingkat yang sama. Namun, mereka masih bisa memasuki Kerajaan Allah jika mereka berpaling kembali kepada-Nya sebelum terlambat.
Ada perumpamaan menarik dalam Perjanjian Baru (Mat. 20:1-16) tentang pekerja yang Tuhan utus ke kebun anggur. Kisah itu menceritakan tentang bagaimana beberapa pekerja dipekerja- kan di pagi hari, yang lain kemudian di siang hari, dan beberapa yang lain pada menjelang akhir hari. Ketika mereka semua datang untuk menerima upah mereka, setiap orang dibayar dengan jum- lah yang sama.
Beberapa dari mereka yang telah bekerja keras sepanjang hari mengeluh tentang hal itu, tetapi Tuhan menegur mereka dan berkata, “Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. Tidakkah aku bebas mem- pergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati? Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang pertama dan yang pertama akan menjadi yang terakhir.” (Mat. 20:13-16).
Demikianlah itu Kerajaan Allah. Mereka yang dilahirkan baru lebih awal dan yang tetap setia dan tekun “bekerja” sampai Dia datang kembali akan memasuki Kerajaan itu. Lalu, mereka yang diselamatkan kemudian dan “bekerja” hanya selama bebe- rapa tahun yang singkat pun akan menerima warisan yang sama.
Masih ada waktu untuk Anda. Jika Anda belum menerima Tuhan atau jika Anda belum mulai bekerja di kebun anggur, Yesus Kristus kini memanggil Anda. Dia memanggil pekerja untuk da- tang dan bekerja menghasilkan buah bagi Allah. Jika Anda men- dengar panggilan itu, mulailah hari ini. Belum terlambat untuk mulai melakukan kehendak Tuhan sampai Dia datang kembali.
Jangan biarkan setan menipu Anda dengan berpikir bah- wa Anda terlalu tua atau hal itu akan terlalu sulit atau bahwa su- dah terlambat untuk melakukan apa pun. Jika sejak hari ini dan seterusnya Anda bekerja dengan setia, Anda akan menerima upah yang sama seperti mereka yang telah bersabar bekerja di sepan- jang hidup mereka.
Di Matius 5:19, ada kata-kata penghiburan lainnya. Di situ kita menemukan kisah tentang seseorang yang tidak menaati sa- lah satu perintah Tuhan dan bahkan mengajarkan ketidaktaatan kepada orang lain. Alkitab mengatakan bahwa dia akan disebut yang terkecil di Kerajaan Surga.
Pada awalnya, hal itu mungkin tidak terlihat terlalu meng- hibur, tetapi sisi baiknya adalah bahwa orang tersebut tetap akan berada di dalam Kerajaan. Meskipun dalam beberapa hal dia salah dan tertipu serta mengajarkan tipuannya kepada orang lain, kare- na dia melakukan pekerjaan Tuhan, dia masuk ke dalam Keraja- an. Dia mungkin menjadi yang terkecil, tetapi dia ada di posisi itu karena usahanya. Tentu saja ada orang-orang lain yang tidak akan masuk Kerajaan karena tidak berusaha sesuai aturan; namun, tam- paknya ada sedikit ruang untuk kesalahan. Allah melihat hati kita dan Dia menghakimi dengan adil.
Kita semua harus melakukan yang terbaik untuk bekerja sesuai dengan terang yang telah kita lihat. Namun, biarlah kita terhibur bahwa jika kita tidak sempurna, tetapi tetap setia, Allah akan mengakui kesetiaan itu pada hari penghakiman. Sebaliknya, ingatlah juga: banyak orang yang pertama akan menjadi yang ter- akhir dan orang yang terakhir menjadi yang pertama (Mat. 19:30).
Mari kita baca bersama-sama sebagian dari perumpama- an lain tentang Kerajaan Allah. Ini adalah perumpamaan tentang penabur. Saya yakin kebanyakan dari Anda telah mendengarnya sebelumnya. Ini adalah kisah seorang penabur yang pergi mena- bur benihnya yang jatuh ke berbagai jenis tanah dengan hasil yang berbeda-beda. Yesus menjelaskan:
“Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Ke- rajaan Allah, tetapi kepada orang-orang lain hal itu diberitakan dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka ti- dak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti.
Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah. Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang-orang yang telah men- dengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan dise- lamatkan.
Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang- orang yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad.
Yang jatuh dalam semak duri ialah orang-orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya me- reka terhimpit oleh kekhawatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang.
Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang-orang yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan.” (Luk. 8:10-15).
Betapa akuratnya perumpamaan itu menggambarkan cara kerja Firman di dalam hati manusia dan betapa jelasnya prinsip- nya berlaku untuk Kerajaan yang akan datang. Firman Tuhan te- lah keluar dan, bagi sebagian besar Anda para pembaca, mungkin telah ditaburkan di hati Anda.
Terserah kita bagaimana tanggapan yang akan kita berikan terhadapnya. Karena kita mengendalikan hati kita sendiri, kita ha- rus memutuskan mana dari beberapa cara itu yang akan kita pilih. Saya pikir adalah gagasan yang baik bagi kita semua untuk meng- introspeksi diri berdasarkan perkataan itu.
Nah, saya tidak menganjurkan introspeksi diri selama berjam-jam, tetapi saya percaya bahwa sangat penting agar kita menyediakan waktu untuk menanti di hadapan Tuhan, membi- arkan Roh Kudus-Nya menyelidiki hati kita. Kita harus terbuka dan rela agar Roh Allah menyingkapkan kepada kita banyak area kehidupan kita, untuk menyinarkan terang ke dalam diri kita dan menolong kita melihat batu-batu, semak duri, dan semua hal yang akan menghimpit benih Firman, menghalanginya, dan membuat- nya tidak berbuah.
Tidak ada seorang pun yang benar-benar bersedia mela- yani Tuhan akan terhalang dari memasuki Kerajaan oleh hal-hal itu, karena ketika kita melihat rintangan di hati kita, kita selalu dapat meminta Tuhan untuk menghapusnya. Kita dapat meminta Dia mengubah kita menjadi jenis orang yang Dia inginkan. Allah dapat mengambil hati yang keras seperti batu dan memberi kita hati yang lembut seperti daging (Yeh. 36:26).
Dengan pertolongan Roh Kudus, kita dapat mengolah ta- nah, membuang batu-batu, memangkas hama, dan menghasilkan buah bagi Allah. Maka, marilah kita mengintrospeksi diri dalam terang Firman, melalui pencerahan Roh Kudus, dan melihat jenis hati apa yang kita miliki. Jika kita menemukan bahwa hati kita ja- hat, berbatu, atau penuh dengan duri dan onak dunia ini, marilah kita bertobat – bertobat demi Kerajaan – dan memperbarui hati kita untuk Allah. Dia akan memberikan pertolongan yang besar bagi kita dalam hal itu dan membantu kita memasuki apa yang Dia janjikan.
Penting bagi semua orang percaya untuk mengenal takut akan Allah. Alkitab memberi tahu kita bahwa “Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan” (Ams. 1:7). Memiliki rasa hormat yang sehat dan takut akan kuasa Allah dan untuk hari penghakim- an yang akan datang itu baik.
Namun, ada sebagian orang percaya yang berada di ba- wah penuduhan yang terus-menerus dari setan. Kepada mereka saya ingin menuliskan kata-kata ini. Meskipun ada banyak hal da- lam buku ini yang menakutkan, jangan biarkan setan mengguna- kan hal-hal itu untuk menuduh Anda.
Jika Anda melakukan yang terbaik, jika Anda taat da- lam segala hal yang Anda tahu Tuhan inginkan dari Anda, dan dalam hati Anda hidup bagi Allah, jangan biarkan Iblis menu- duh Anda dan menjauhkan Anda dari sukacita Anda. Lawan tu- duhan-tuduhannya dan jangan percaya apa yang dia katakan. Se- tan adalah pendusta dan ingin menahan Anda dalam penuduhan yang terus-menerus sehingga Anda tidak dapat melayani Tuhan atau mengenal kehendak-Nya.
Di sisi lain, mungkin ada banyak orang Kristen yang me- miliki masalah yang sebaliknya. Mereka adalah orang-orang yang menolak perkataan Tuhan, yang telinganya telah menjadi tum- pul untuk mendengar. Mereka mendengar tetapi mereka tidak mengindahkan. Mereka adalah orang-orang yang terus-menerus berdalih untuk tidak melakukan apa yang mereka tahu Tuhan inginkan mereka lakukan. Karena Tuhan hari ini tidak terlihat dan kita tidak melihat-Nya dengan indra jasmani kita, terlalu mudah bagi anak-anak Allah untuk mengabaikan perkataan-Nya atau menghindarkan diri mereka dari melakukan kehendak-Nya.
Jika Anda adalah salah satu dari mereka yang demikian, saya memohon kepada Anda, bukalah telinga Anda, lunakkan hati Anda, buatlah hati Anda lembut kepada Allah, dan izinkan diri Anda merespons apa yang Dia katakan. Mungkin Tuhan me- minta Anda melakukan sesuatu yang sangat sulit. Mungkin Dia meminta Anda menjual semuanya dan pergi ke negara lain untuk memberitakan Firman-Nya. Mungkin Dia membimbing Anda un- tuk keluar dari suatu pekerjaan yang Anda andalkan untuk kea- manan hidup tetapi yang menjauhkan Anda dari Dia. Mungkin Dia menyuruh beberapa dari Anda, anak-anak muda, untuk me- ninggalkan kekasih Anda, yang Anda tahu bukan seorang perca- ya, atau tidak hidup untuk Yesus Kristus.
Tidak ada pengorbanan yang terlalu besar demi Kerajaan. Jangan seperti Esau yang menjual hak kesulungannya demi se- mangkuk sup kacang merah, yang menjual haknya atas warisan hanya demi memuaskan keinginannya yang sesaat.
Dalam Kerajaan Allah, baik hari ini maupun di Kerajaan Seribu Tahun-Nya yang akan datang, ada ganjaran rohani yang be- sar. Sukacita itu tak terkatakan dan penuh dengan kemuliaan, teta- pi Anda tidak akan pernah tahu atau merasakannya kecuali Anda melepaskan apa yang menghalangi Anda dari memasukinya.
Alkitab mengingatkan kita untuk “Berjuanglah untuk ma- suk melalui pintu yang sempit itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan da- pat” (Luk. 13:24). Hal itu mengacu pada bagaimana seekor hewan pembawa beban, agar bisa melewati celah yang sempit, harus le- bih dulu melepaskan semua bebannya. Baru setelah terbebas dari beban itu, si hewan pembawa beban bisa berjalan masuk.
Alasan menyedihkan banyak anak Tuhan tidak masuk ke dalam Kerajaan adalah karena mereka tidak mau melepaskan semua beban yang menghalangi mereka dari kehendak Tuhan.
Mereka berpegang pada banyak hal, karena takut untuk melepas- kannya dan mempercayai Yesus menjadi segalanya bagi mereka. Banyak orang percaya bahkan tidak mampu mencium harumnya aroma kenikmatan Tuhan yang sebenarnya tersedia bagi mereka hari ini.
Mereka berdiri di pelataran luar dan tidak pernah masuk ke tempat maha kudus, ke hadirat Tuhan yang sebenarnya, untuk berpesta bersama Dia dan menikmati Dia, karena mereka terikat pada hal-hal yang tampak luar, material, dan duniawi.
Marilah kita meninggalkan beban dan dosa yang dengan mudah mengganggu kita dan berlari dalam perlombaan. Jika ada sesuatu yang menghalangi Anda untuk masuk, buanglah. Jangan biarkan beban itu membuat Anda tidak bisa masuk. Tuhan akan menjaga hal-hal yang telah Anda percayakan kepada-Nya hingga hari kedatangan-Nya, kemudian Dia akan memberi Anda upah yang melimpah atas apa yang telah Anda tinggalkan demi diri-Nya.
Saudara-saudari dalam Kristus, Kerajaan Tuhan menan- ti di depan kita. Pintunya terbuka dan semua orang bisa masuk. Izinkan saya mengatakan lagi bahwa tidak ada orang yang terlalu lemah atau terlalu rapuh. Mereka yang tidak masuk hanya tidak mau. Tidak peduli bagaimana pun keadaan atau kondisi Anda, Anda dapat bertobat hari ini, berbalik kepada Bapa Surgawi, dan Dia akan menguatkan Anda serta memampukan Anda untuk be- kerja dengan setia sampai Dia datang kembali.
“Berbahagialah hamba yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. Sesungguhnya Aku ber- kata kepadamu: Tuannya itu akan mengangkat dia menjadi peng- awas segala miliknya.” (Mat. 24:46, 47).
Semoga Tuhan memberikan rahmat kepada kita untuk menjadikan kita umat-Nya yang taat, dan kepada kita akan Dia katakan, “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia [...] Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu” (Mat. 25:21).Semoga Tuhan memberikan rahmat kepada kita untuk menjadikan kita umat-Nya yang taat, dan kepada kita akan Dia katakan, “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia [...] Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu” (Mat. 25:21).
Saya ingin mengakhiri bab ini dengan beberapa ayat yang menunjukkan betapa setianya Tuhan jika saja kita bersedia, dan bahwa tepat itulah kehendak-Nya bagi kita, yaitu untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga-Nya.
“[...] semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna tanpa cacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita. Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya.” (1Tes. 5:23, 24). “Ia juga akan meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus. Allah, yang memanggil kamu kepada persekutu- an dengan Anak-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia.” (1Kor. 1:8, 9).
Paulus berkata, “Tuhan akan melepaskan aku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku ma- suk ke dalam Kerajaan-Nya di surga.” (2Tim. 4:18). “Mengenai hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.” (Flp. 1:6).
“Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan yang membawa kamu tanpa bernoda dan dengan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya, Allah yang esa, Juruselamat kita melalui Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi Dialah ke- muliaan, kebesaran, kekuatan dan kuasa sebelum segala abad dan sekarang dan sampai selama-lamanya. Amin.” (Yud. 24, 25).
Saat ini, kita hidup di masa yang sangat krusial dan sulit. “Zaman Gereja” ini sedang berakhir dan kedatangan Tuhan makin dekat. Alkitab mengatakan bahwa kota “Yerusalem akan diinjak-injak oleh [berada di bawah dominasi] bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, sampai genaplah zaman bangsa-bang- sa itu” (Luk. 21:24). Pada tahun 1967, separuh kota itu telah ja- tuh ke tangan orang Yahudi lagi, hingga mereka memiliki kontrol atas ibu kota kuno mereka kembali untuk pertama kalinya setelah hampir 2.000 tahun.
Sejak jenderal Romawi Titus menaklukkan dan menghan- curkan Yerusalem pada tahun 70 M sampai tahun 1948, bangsa Ibrani tidak memiliki negara mereka sendiri. Namun, Tuhan tidak melupakan umat-Nya, yang telah Dia kenal sejak sebelumnya. Roma 11:25 menjelaskan bahwa kebutaan telah melanda sebagian Israel sampai “jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain ma- suk”. Setelah itu, kita diberi tahu bahwa Tuhan akan mengingat kembali umat-Nya dari Perjanjian Lama dan memenuhi janji-Nya kepada para bapa bangsa mereka.
Inilah yang kita lihat sedang terjadi di depan mata kita. Belum pernah dalam sejarah diketahui bahwa suatu bangsa ter- pencar di seluruh bumi selama 2.000 tahun, tetapi tetap memper- tahankan identitas nasional mereka, dan kemudian dikumpulkan kembali ke tanah mereka sendiri untuk menjadi bangsa. Ini adalah pekerjaan Tuhan.
Saya tidak mengklaim bahwa orang Yahudi hari ini ada- lah benar atau bahwa Tuhan berkenan atas mereka dalam keadaan mereka saat ini. Ketika Yesus sebagai Mesias datang kembali, Dia akan “menyingkirkan segala kefasikan dari Yakub” (Rm. 11:26).
Pokok masalahnya di sini adalah bahwa Tuhan melakukan apa yang Dia janjikan dan bahwa kedatangan-Nya yang kedua sudah dekat. Panggung sedang disiapkan. Hal-hal itu hanyalah tanda yang menunjukkan kepada mereka yang menyaksikan dan menanti waktu yang penting itu. Tidak ada waktu lain dalam seja- rah yang begitu penuh dengan kekacauan dan penantian. Hakim itu telah berada di depan pintu.
Yesus berkata, “Sesungguhnya Aku datang segera ... un- tuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya.” (Why. 22:12). Kata bahasa Yunani yang diterjemahkan menjadi “segera” di situ tidak selalu berarti cepat, tetapi bisa pula berarti “tiba-tiba”. Mereka yang secara aktif mencari Dia dan menanti- kan-Nya dengan penuh semangat tidak akan terkejut ketika Dia datang. Namun, bagi mereka yang kasihnya telah menjadi dingin dan telinganya telah menjadi tuli, Dia akan datang seperti pencuri ketika mereka paling tidak mengharapkannya (Luk. 12:46).
Apa yang akan Anda lakukan ketika Yesus datang? Apa- kah Dia akan senang menemukan Anda dalam keadaan Anda saat ini? Jika tidak, saya ingin menasihati Anda sekuat tenaga untuk bertobat. Ubahlah cara hidup Anda sebelum terlambat! Bertobat- lah demi Kerajaan itu! Saudara-saudari, waktunya sudah dekat. Kita dipanggil untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan Tuhan sela- ma masih siang, karena malam akan datang ketika tidak ada orang yang bisa bekerja (Yoh. 9:4).
Alkitab memberi tahu kita bahwa tidak lama sebelum Tu- han datang kembali akan ada dua tanda penting. Pertama, akan ada pemurtadan yang besar (2Tes. 2:3). Tanda itu sekarang mulai terlihat jelas. Gereja saat ini penuh dengan segala macam keduni- awian, kesalahan, dan dosa.
Tanda kedua, yang sedang kita nantikan sekarang, adalah wahyu tentang “manusia durhaka” itu. Melihat situasi dunia saat ini, jelas wahyu itu bisa terjadi kapan saja. Namun, banyak orang percaya, bahkan sebagian besar, saat ini tidak menyadari zaman ini. Mereka tampaknya sedang tidur. Mereka tidak bersiap de- ngan senantiasa diubahkan dan disucikan.
Pesan dari buku ini adalah: “Bangunlah, bangunlah; mempelai pria datang!” Sudah saatnya kita bangun dari tidur karena melayani diri sendiri dan bersiap untuk kedatangan-Nya. Saudara-saudari dalam Kristus, persiapkanlah jalan bagi Tuhan; luruskanlah jalannya!
Pesan ini disampaikan untuk tujuan itu, untuk memper- siapkan anak-anak Tuhan untuk kedatangan Yesus yang segera. Setiap orang, laki-laki dan perempuan di mana-mana, perlu ber- siap agar mereka diizinkan masuk ke dalam Kerajaan yang akan datang. Injil Kerajaan – realitas pemerintahan total Yesus Kristus – harus diberitakan kepada semua bangsa dan kemudian akhir itu akan tiba (Mat. 24:14).
Sungguh, pada hari-hari ini, pada akhir zaman ini, inilah pesan yang ada di hati Tuhan. Sahabat, izinkan saya bertanya satu pertanyaan penting kepada Anda. Ketika Yesus datang, apakah Anda sedang menanti dan siap? Saya berdoa agar kita semua akan siap.
Saat Anda membaca Perjanjian Lama, Anda akan mene- mukan frasa atau kata-kata (terutama di kitab-kitab para nabi) se- perti “pada hari itu” atau “di gunung itu”. Pembaca harus mema- hami bahwa ungkapan-ungkapan tersebut biasanya merujuk pada Kerajaan yang akan datang, yang telah kita bicarakan.
“Hari” yang dimaksud di sini adalah Hari Tuhan. Kata “gunung” mengacu pada Kerajaan-Nya yang akan datang.
Akhir bab 15
Baca bab-bab lain secara online:
We are always looking to offer books in more languages.