A Grain Of Wheat Ministries

Membaca Online
Datanglah Kerajaan Mu

ANAK LAKI-LAKI

Bab 11

Datanglah Kerajaan Mu, buku oleh David W. Dyer

PUBLIKASI MINISTRIES “A GRAIN OF WHEAT”

Oleh David W. Dyer

Diterjemahkan oleh L. Yunnita

DAFTAR ISI

Pendahuluan, Bab 1: “Datanglah kerajaan-mu

Bab 2: Dua “kerajaan”

Bab 3: Kronologi singkat

Bab 4: Hari tuhan

Bab 5: Pada mulanya

Bab 6: Amanat tuhan - kegagalan manusia

Bab 7: Kerajaan allah ada di antara anda

Bab 8: “Tuhan, tuhan”

Bab 9: Balasan yang setimpal

Bab 10: Pengampunan dan penghakiman

Bab 11: Anak laki-laki (Bab saat ini)

Bab 12: Hidup dalam kemenangan

Bab 13: Kepemimpinan dan kerajaan allah

Bab 14: “Pekerjaan iman”

Bab 15: Kata-kata penghiburan, Kesimpulan



Bab 11: ANAK LAKI-LAKI

Mari kita lanjutkan pembahasan kita mengenai tema penting ini, tentang bagaimana Allah bekerja untuk menegakkan Kerajaan-Nya di bumi ini dan mengalahkan musuh-Nya. Mari kita baca bersama dari kitab Wahyu, pasal 12, ayat 1 sampai 11.

“Kemudian tampaklah suatu tanda besar di langit: Seo- rang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di ba- wah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan pen- deritaannya hendak melahirkan, ia berteriak kesakitan.

Lalu tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihat- lah, seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota. Ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi.

Lalu naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah perem- puan itu melahirkan-Nya. Ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya. Perempuan itu lari ke padang gurun, di mana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah, supaya ia dipelihara di situ selama seribu dua ratus enam puluh hari.

Kemudian timbullah peperangan di surga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya, tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di surga. Naga be- sar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.

Lalu aku mendengar suara yang nyaring di surga berka- ta, “Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintah- an Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara seiman kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita. Mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh per- kataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai harus menghadapi maut.”

Mari kita mulai penyelidikan kita tentang arti penglihatan penting itu dengan pertanyaan: siapakah anak laki-laki itu? Ada dua kemungkinan yang perlu dipertimbangkan di sini. Opsi per- tama adalah bahwa sosok itu bisa merujuk kepada Yesus Kristus. Petunjuk utama kita tentang identitas anak laki-laki itu terdapat dalam ayat 5, ayat yang dapat kita baca bahwa dia ditakdirkan untuk “memerintah semua bangsa dengan tongkat besi”.

Siapa pun dia, dia telah dipilih oleh Allah untuk memerin- tah atas bumi. Dalam Wahyu pasal 19 kita diberi tahu tentang seo- rang penunggang kuda putih yang akan memerintah bangsa-bang- sa dengan tongkat besi (ayat 15). Jelas bahwa itu adalah referensi pada Yesus Kristus yang datang untuk menegakkan Kerajaan-Nya di bumi. Oleh karena itu, kemungkinan pertama adalah bahwa anak laki-laki itu bisa jadi Tuhan Yesus.

Namun, ada juga opsi kedua yang harus dipertimbangkan mengenai identitas anak laki-laki itu. Dalam Wahyu 2:26 dan 27 kita dapat membaca, “Siapa yang menang dan melakukan peker- jaan-Ku sampai kesudahannya, kepadanya akan Kukaruniakan kuasa atas bangsa-bangsa; dan ia akan memerintah mereka de- ngan tongkat besi; mereka akan diremukkan seperti tembikar tu- kang periuk”.

Di sini kita melihat bahwa ada kemungkinan kedua. Ada “orang” atau kelompok orang lain yang akan diberikan kuasa yang sama. Maka, anak laki-laki itu juga bisa jadi adalah seke- lompok pengikut Yesus Kristus, yang telah menunjukkan melalui hidup dan “pekerjaan” mereka (ayat 26) bahwa mereka adalah orang-orang yang setia dan, oleh karena itu, telah “menang”. Mu- lai sekarang, dalam tulisan ini kita akan menyebut mereka sebagai “orang-orang yang menang”.

Jika “anak laki-laki” itu adalah Yesus Kristus, maka “pe- rempuan” yang melahirkan Dia pastilah Maria. Secara historis, Yesus tidak diangkat ke takhta Allah “segera setelah ia lahir” (Why. 12:4) dengan tujuan untuk menghindari dimakan oleh naga. Juga, kita tahu bahwa Maria tidak “melarikan diri ke padang gurun” setelah kebangkitan Yesus selama “seribu dua ratus enam puluh hari”.

Sebenarnya, hanya beberapa bulan setelah penyaliban, Maria secara khusus disebutkan sebagai berada di “ruang atas” dengan murid-murid lainnya pada hari Pentakosta (Kis. 1:14). Maka, tanpa memutarbalikkan kata-kata Alkitab di luar penge- tahuan kita, “perempuan” itu tidak mungkin Maria, dan dengan demikian, “anak laki-laki” itu tidak mungkin Yesus Kristus.

Kesimpulan itu lalu membawa kita ke kemungkinan ke- dua. Anak laki-laki di situ tentulah sekelompok “orang-orang yang menang”, yang Yesus sendiri menjanjikan kepada mereka bahwa mereka akan memerintah bangsa-bangsa dengan tongkat besi. Pemahaman ini makin diperkuat ketika kita membaca bahwa sang anak laki-laki (bentuk katanya tunggal) kemudian disebut se- bagai “mereka” (bentuk katanya jamak). Di ayat 11 dalam pasal itu kita melihat bahwa “mereka mengalahkan dia [naga] oleh darah Anak Domba dan oleh firman kesaksian mereka”.

Dengan demikian, anak laki-laki yang disebut dengan ben- tuk kata tunggal itu, dalam berjalannya penglihatan, terungkap sebagai sekelompok individu yang secara rohani telah menang. Identitas “perempuan” itu kemudian tentulah Gereja atau sema- cam kumpulan umat Allah.

Kedatangan kelompok atau “anak laki-laki” itu di ha- dapan takhta Allah membawa hasil yang mengejutkan: memicu pecahnya perang. Seketika saja, Mikhael dan semua malaikatnya berperang melawan naga dan kelompok malaikatnya. Ketika per- tempuran berakhir, pasukan Mikhael menang dan Iblis dilempar- kan keluar dari surga bersama malaikat-malaikatnya yang jatuh.

Kesimpulan itu membawa kita ke pertanyaan penting la- innya. Jika Mikhael memiliki pasukan dan kekuatan yang diper- lukan untuk mengalahkan Iblis dan melemparkannya keluar dari surga, mengapa hal itu tidak dilakukan sebelumnya? Mengapa dia tidak dilemparkan keluar sejak jauh sebelumnya?

Tentu saja, ada sebagian orang Kristen yang berpikir bah- wa Iblis sudah dilemparkan keluar dari surga. Namun, yang de- mikian itu tidak mungkin. Dapat kita baca di dalam kitab Wahyu, pada akhir “zaman Gereja”, bahwa Iblis masih “di surga” (Why. 12:3). Kita juga tahu dengan pasti dari ayat-ayat lainnya bahwa Ib- lis dan malaikat-malaikatnya berada “di tempat-tempat surgawi” (Ef. 3:10; 6:12) sekarang ini, memerintah dengan otoritas atas bumi ini. Iblis memang pangeran penguasa kerajaan angkasa (Ef. 2:2).

Oleh karena itu, ketika Yesus berkata bahwa Dia telah me- lihat “Iblis jatuh seperti kilat dari langit” (Luk. 10:18), hal itu seha- rusnya merupakan penglihatan nubuat sekaligus penggambaran tentang bagaimana Iblis telah memberontak terhadap Yang Maha Tinggi untuk pertama kalinya.

TIDAK ADA “TEMPAT” BAGI MEREKA

Selanjutnya, mari kita pertimbangkan di sini tentang hal apa pada kedatangan anak laki-laki itu di hadapan takhta Allah yang memicu perang itu. Ayat 8 dalam pasal itu memberikan wa- wasan yang kita perlukan. Di situ kita membaca bahwa “mereka (Iblis dan malaikat-malaikatnya) tidak mendapat tempat di surga lagi”.

Sebelum kedatangan anak laki-laki itu, tampaknya Setan dan pasukannya memiliki semacam “tempat” di surga. Namun ketika anak laki-laki itu tiba, tempat mereka telah diambil paksa. Mereka yang telah diberi wewenang untuk menggantikan pengu- asa jahat ini akhirnya datang. Hal itu tampaknya memberikan hak kepada Mikhael dan malaikat-malaikatnya untuk bertarung me- lawan tentara Setan, menang dalam pertempuran, dan akhirnya melemparkan mereka keluar.

Saat ini, Iblis dan pasukan jahatnya sedang memerintah bumi dari posisi kedudukan mereka di “tempat-tempat surgawi”. Namun, akan datang suatu hari, mungkin sangat segera, ketika “bintang-bintang akan berjatuhan dari langit, dan kuasa-kuasa la- ngit akan guncang” (Mrk. 13:25).

Anda tentu ingat dari pasal 5 bahwa malaikat kadang di- sebut sebagai “bintang-bintang di langit” (Ayb. 38:7; Dan. 8:10). Meskipun belum terjadi, hal itu adalah sesuatu yang dinubuatkan oleh Yesus dan akan terjadi. Penguasa-penguasa dunia saat ini akan kehilangan tempat mereka di surga dan kekuasaan mereka dicabut.

Apa yang istimewa tentang anak laki-laki itu? Di ayat 11 kita membaca bahwa “mereka mengalahkannya [berarti menga- lahkan Iblis]”. Kelompok pria dan wanita pilihan itu penting bagi rencana Allah karena mereka adalah orang-orang yang menang dalam kehidupan Kristen mereka. Mereka adalah orang-orang yang telah bergumul melawan “pemerintah-pemerintah dan pe- nguasa-penguasa di udara” (Ef. 6:12) – dan menang. Mereka ada- lah orang-orang yang tidak berada di bawah kekuatan dan godaan iblis. Oleh karena itu, mereka memenuhi syarat untuk memerin- tah bersama Kristus atas bumi, menggantikan penguasa dunia roh yang jahat saat ini.

Ingatkah Anda bahwa kita telah membahas tentang ren- cana Allah dari awal? Bagaimana Dia menciptakan umat manu- sia dengan tujuan agar mereka menyerahkan diri kepada-Nya dan memulihkan bumi yang hilang dari pemerintahan Iblis? Juga, ingatkah Anda bahwa, ketika kebanyakan orang gagal melakukan kehendak-Nya, Dia kemudian beralih ke sekelompok orang pilih- an yang menang agar melalui kelompok pilihan itu Dia bisa men- capai tujuan-Nya?

Nah, kini kita lihat bahwa pada akhirnya Allah akan berha- sil. Dia akan hidup di dalam dan hidup melalui kelompok orang, pria dan wanita, yang menyerahkan diri kepada-Nya, sehingga menunjukkan otoritas-Nya ke alam semesta: “supaya sekarang melalui jemaat diberitahukan berbagai ragam hikmat Allah ke- pada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di surga” (Ef. 3:10).

Sayangnya, sepertinya roh-roh jahat itu tahu lebih ba- nyak daripada kita tentang hal-hal itu. Banyak orang Kristen se- penuhnya kesulitan memahami mengapa Iblis berjuang melawan mereka. Mengapa dia peduli jika Allah ingin memenuhi surga de- ngan sekelompok manusia yang Dia tebus dari bumi? Apa pen- tingnya bagi Setan jika banyak orang menjadi lahir baru?

Faktor pentingnya di sini adalah bahwa setiap orang yang menerima hidup kekal menjadi ancaman potensial bagi kerajaan- nya. Setiap bayi rohani yang baru lahir memiliki potensi untuk tumbuh menjadi dewasa, menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, dan menjadi ancaman bagi kerajaan Iblis. Setiap orang per- caya memiliki kapasitas untuk menang. Setiap anak Allah memi- liki Yang Maha Tinggi yang tinggal di dalam mereka dan dengan demikian, memiliki kemungkinan untuk hidup dengan keme- nangan di dunia ini.

Sebenarnya, pasti ada sejumlah kecil tertentu malaikat yang jatuh yang bekerja bersama Setan. Wahyu 12:4 menyebutkan bahwa dia menarik sepertiga “bintang” ke bumi dengan ekornya. Maka menurut logika, Allah pasti membutuhkan jumlah manusia yang sama yang telah menang untuk mengambil tempat roh-roh jahat itu dalam pemerintahan dunia.

Meskipun gagasan tentang jumlah tertentu itu mungkin tidak sepenuhnya benar, tampaknya penting bahwa Allah akan mengumpulkan orang-orang yang menang setidaknya sebanyak jumlah itu sehingga melalui mereka Dia dapat memerintah. Ke- mudian, mereka akan mengambil alih tempat roh-roh jahat yang saat ini sedang menjalankan otoritas atas bumi.

Pada titik itu, ketika sang anak laki-laki itu diangkat, Setan secara praktis telah kalah total. Perhatikan nyanyian yang dinya- nyikan setelah peristiwa itu, dimulai dengan ayat 10 dalam pasal 12: “Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintah- an Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara seiman kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita. Mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh per- kataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa [jiwa] mereka sampai harus menghadapi maut.” (Why. 12:10, 11).

Puji Tuhan! Sekarang telah datang keselamatan dan kuasa dan Kerajaan! Akhirnya Kerajaan Allah termanifestasi dalam ke- menangan!

Hal itu kemudian menjelaskan mengapa Iblis dan pasuk- annya berjuang melawan Anda dan saya. Mereka terus-menerus berusaha membuat kita putus asa, membuat kita menyerah atau pasrah pada godaan mereka yang terus-menerus. Mereka ber- juang untuk menyebabkan kita berdosa dengan berbagai cara. Mungkin godaannya berkaitan dengan dosa-dosa besar seperti percabulan, perzinaan, pencurian, dan lain-lain atau dosa-dosa “sederhana” dan “polos” seperti bergosip dan mencela orang lain, kehilangan kesabaran, menginginkan sesuatu yang dimiliki orang lain, pikiran sombong, atau hal-hal serupa. Begitu kita menggigit umpan itu dan berbuat dosa, mereka pergi berlari ke takhta Allah untuk menuduh kita. Kita melihat di ayat 10 bahwa kita dituduh di hadapan Allah siang dan malam.

Mengapa mereka menuduh kita? Untuk menunjukkan ke- pada Yang Maha Tinggi bahwa merekalah yang menang. Mereka ingin menunjukkan bahwa mereka mengalahkan kita dengan ke- kuatan mereka dan kita kalah menyerah pada godaan mereka. Itu penting bagi mereka karena selama mereka dapat menipu kita dan memiliki kemenangan kecil (atau besar) atas kita, mereka dapat membuktikan kepada Allah bahwa kita tidak memenuhi syarat untuk menggantikan tempat mereka.

Meskipun kita dapat diampuni dan masih dikasihi oleh Allah, faktanya tetap berlaku bahwa ketika kita berdosa, kita me- nunjukkan kepada alam semesta yang memperhatikan bahwa kita belum memenuhi syarat untuk memerintah menggantikan keku- atan jahat saat ini.

Apakah Anda pun sedang diuji dan digoda dalam kehi- dupan sehari-hari Anda? Apakah Anda berada dalam situasi yang tampak sangat sulit, atau bahkan mustahil, untuk ditanggung? Apakah tampaknya seolah-olah tidak ada jalan keluar bagi Anda, kecuali berdosa? Jangan lakukan itu! Allah sanggup memberi Anda anugerah untuk bertahan dalam segala cobaan dan goda- an. Anda tidak akan pernah bahagia di luar kehendak Allah yang sempurna. Alam semesta sedang menyaksikan. Bahkan, ciptaan itu sendiri sedang mengeluh dalam proses kelahiran, seperti seo- rang wanita yang akan melahirkan, menunggu putra-putri Allah yang dewasa dinyatakan (Rm. 8:19).

Bayi adalah makhluk yang menyenangkan. Terkadang, mereka lucu dan menggemaskan. Namun, putra dan putri yang dewasalah yang berguna untuk melakukan pekerjaan dan mem- bantu keluarga. Begitu juga halnya di dalam rumah Allah. Bapa kita mencari orang-orang yang setia, yaitu mereka yang akan terus mengikuti Dia melalui setiap keadaan dan cobaan, mereka yang akan mengizinkan Dia menunjukkan kemenangan-Nya dalam ke- hidupan mereka.

Cara kita hidup sangatlah penting, bukan hanya untuk keuntungan kita sendiri, tetapi juga untuk Kerajaan Allah dan bahkan untuk seluruh ciptaan. Pilihan kita sehari-hari memiliki banyak konsekuensi. Rencana Allah untuk anak-anak-Nya bukan- lah sekadar untuk memberi mereka kelahiran baru dan kemudian membawa mereka ke surga. Tidak, niat-Nya jauh lebih mendalam daripada itu. Yang Allah rencanakan itu memerlukan kerja sama dan kesetiaan kita sepenuhnya.

Kehendak-Nya adalah untuk menegakkan otoritas-Nya di atas bumi, baik atas penghuninya maupun wilayahnya. Dia akan melakukan kehendak-Nya itu melalui perwakilan-Nya: manusia. Wadah yang lemah, rapuh, yang dihina dan dikalahkan oleh Iblis di taman Eden, oleh anugerah Allah, akhirnya akan mengalahkan musuh Allah dan berkuasa atas bumi.

Allah sedang bekerja di dalam dan melalui manusia untuk mengalahkan musuh-Nya. Ketika pekerjaan-Nya selesai dalam diri kita, kita menjadi putra-putri Allah yang dewasa, yang mam- pu menolak usaha dan godaan si jahat.

Di 1 Yohanes 2:13 kita membaca tentang sekelompok orang percaya yang disebut “orang-orang muda”. Mereka ini, kata Yohanes, “telah mengalahkan yang jahat”. Ketika pria dan wani- ta Kristen menyerahkan diri kepada Allah setiap hari dan mulai hidup terus-menerus makin selaras dalam kemenangan Kristus, pintu-pintu neraka mulai bergetar. Penguasa-penguasa dan pe- merintah-pemerintah melihat makin banyak orang kudus men- jadi siap. Mereka melihat bahwa tipu daya dan godaan mereka tidak lagi berhasil dan bahwa mereka dikalahkan oleh manusia “rendah” yang menyerahkan diri kepada dan dipenuhi oleh Allah yang hidup.

Saya percaya pada hari-hari ini usaha mereka menjadi makin putus asa karena mereka terbayang hari ketika putra-putri Allah yang dewasa akan dinyatakan untuk disaksikan oleh selu- ruh alam semesta (Rm. 8:19) dan kemudian mengambil alih tem- pat mereka sebagai penguasa dunia ini.

Dapatkah Anda melihat dari penjelasan singkat ini menga- pa kehidupan sehari-hari kita sangat penting, baik bagi Allah ma- upun bagi kita? Setiap detail kecil dari kehidupan kita, semua si- kap, kata-kata, dan tindakan kita sedang dipantau dengan cermat oleh banyak makhluk berbeda. Memang benar ada “banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita” (Ibr. 12:1). Suka atau tidak, mau atau tidak, kita terlibat dalam pertarungan untuk menguasai bumi. Setiap anak Allah terlibat dalam peperangan ini.

Maka, tidak cukup jika kita hanya tampil seperti orang be- nar, mungkin dengan menjadi seorang yang “rutin” menghadiri kegiatan gereja, meninggalkan beberapa dosa “besar”, atau me- lakukan beberapa hal saja untuk Allah. Sekarang kita lihat bahwa sangat penting bagi setiap anak Allah untuk benar-benar meng- izinkan Yesus Kristus memerintah atas setiap aspek keberadaan mereka. Dia harus menjadi Tuhan atas pikiran, kata-kata, sikap, dan tindakan kita. Dia harus menjadi yang dilihat di dalam dan melalui setiap aspek kehidupan kita. Kita harus masuk ke da- lam Kerajaan Allah hari ini! Kita hanya akan mengalami menjadi “orang yang menang” ketika mengizinkan kehidupan Allah me- ngontrol dan mendominasi seluruh keberadaan kita.

Semoga pesan ini akan membantu menjernihkan pan- dangan bagi semua pembaca mengapa kita sering menemui ba- nyak kesulitan saat mencoba menjalani kehidupan Kristen. Ke- kuatan-kekuatan neraka berbaris melawan kita. Kekuatan musuh terus-menerus berusaha menunjukkan bahwa “tempat” mereka aman sebagai penguasa dunia ini. Namun, Tuhan Yesus Kristus telah mengalahkan mereka semua. Dia telah menuntaskan per- lombaan itu sebelum kita (Ibr. 6:20) dan menunjukkan kemenang-an Allah.

Oleh karena itu, karena Dia sekarang hidup di setiap anak- Nya, Dia dapat menunjukkan kemenangan yang sama dalam kehidupan kita. Tidak ada orang yang terlalu lemah. Tidak ada orang yang tidak mampu. Alhasil, ketika kita datang di hadapan takhta penghakiman Kristus, tidak akan ada dalih apa pun yang diterima.

Kekuatan yang paling dahsyat di alam semesta ini hidup di dalam kita. Manusia Kristus Yesus yang telah mengalahkan se- tiap godaan Iblis dan menunjukkan kehidupan dan sifat Allah ke- pada dunia sekarang hidup di dalam setiap orang percaya. Yang perlu kita lakukan adalah menyerahkan hidup kita sepenuhnya kepada-Nya dan membiarkan Dia mendominasi setiap aspeknya. Dengan demikian, kemenangan-Nya akan dimanifestasikan me- lalui kita.

Sungguh menakjubkan, cobaan dan penderitaan yang sama yang sedang Iblis coba gunakan untuk mengalahkan kita juga sedang dipakai oleh Allah. Apa yang Iblis coba lakukan un- tuk menggoda kita dan membuat kita putus asa, juga Bapa kita gunakan untuk kebaikan kita. Dia menggunakan kesulitan kita untuk membersihkan hidup kita. Semua kesengsaraan yang kita lalui, yang di dalamnya kita memperoleh kemenangan oleh kuasa Yesus, berfungsi untuk mengubah kita menjadi gambar Kristus.

Kesulitan kita berfungsi untuk menyingkapkan dosa di dalam kita. Kemudian, ketika kita bertobat dan menyerahkan diri kita lebih sepenuhnya kepada Allah agar Dia dapat melakukan pekerjaan-Nya dalam diri kita, kita berubah menjadi lebih serupa Dia. Perhatikan, bahkan Iblis pun dipakai oleh Allah untuk menca- pai tujuan-Nya di atas bumi. Maka jangan putus asa, karena Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpang- gil sesuai dengan rencana Allah (Rm. 8:28).

PEREMPUAN

Setelah kita bersama-sama menemukan bahwa “anak laki- laki” dalam Wahyu 12 adalah sekelompok orang percaya yang menang, bagaimana kita harus memahami perempuan yang me- lahirkan dia? Meskipun perempuan ini bisa menjadi semacam “kumpulan gabungan” yang terdiri dari berbagai hal, seperti Israel, orang percaya perjanjian baru, seluruh ciptaan, dan lain- lain, sepertinya jelas bahwa kelompok umat Allah yang kita kenal sebagai “Gereja” setidaknya harus menjadi bagian dari “perempu- an” itu, atau bahkan menjadi satu-satunya tafsiran tentang siapa perempuan itu.

Gerejalah yang bekerja sama dengan Allah untuk meng- hasilkan orang percaya yang menang. Melalui Gereja, Allah akan menampilkan hikmat-Nya yang beraneka ragam (Ef. 3:10). Maka, Gereja pastilah membentuk setidaknya bagian utama dari kelom- pok ini. Namun, ketika kita mengamati kondisi Gereja saat ini, kita tiba pada kesimpulan yang tidak menguntungkan. Tidak semua orang yang menjadi bagian dari Gereja hidup dalam kemenangan rohani. Banyak orang Kristen tidak hidup dalam Kerajaan Allah saat ini karena mereka tidak membiarkan Kristus memerintah atas setiap aspek kehidupan mereka.

Meskipun mereka mungkin telah lahir baru, mereka tidak memanfaatkan kesempatan untuk membiarkan kehidupan Allah menang dalam diri mereka dan hidup melalui mereka. Kehidup- an mereka masih menunjukkan banyak sifat alamiah yang lama. Banyak dari tindak tanduk mereka bersifat duniawi dan banyak dosa masih terlihat. Akibatnya, mereka tidak bisa dianggap seba- gai bagian dari anak laki-laki, itu tetapi hanya bagian dari perem- puan. Mereka tidak menunjukkan kehidupan yang menang dan kemenangan Yesus atas Iblis.

Kita melihat di ayat 14 bahwa ketika perempuan itu di- selamatkan dari naga dan dibawa ke padang gurun, dia membu- tuhkan asupan. Dia membutuhkan makanan. Mungkin ini adalah referensi kepada fakta bahwa banyak bagian dalam “Tubuh” saat ini tidak mendapatkan makanan yang mereka butuhkan. Mereka tidak tumbuh menjadi dewasa dan menang, dan sebagian penye- babnya adalah karena kurangnya makanan rohani yang tepat.

Di padang gurun itulah dia “diberi makan” dengan suatu bentuk makanan yang akan berguna baginya. Saya tidak tahu ba- gaimana Allah akan menyelesaikan semua hal itu, tetapi menarik untuk melihat bagaimana Allah merawat semua umat-Nya, bah- kan mereka yang belum berada di posisi yang seharusnya dalam hal pertumbuhan dan kedewasaan.

Selanjutnya, kita tiba pada pengamatan yang menarik. Seorang wanita yang hamil adalah seseorang yang mengandung orang lain di dalam dirinya. Ada tubuh lain di dalam tubuhnya. Jika anaknya laki-laki, anak itu memiliki potensi untuk menjadi lebih kuat daripada wanita yang melahirkannya.

Dengan menerapkan pemahaman yang demikian pada Ge- reja saat ini, kita bisa mulai menduga bahwa di dalam “perempu- an” itu, yang dalam banyak hal tampaknya tidak memenuhi tujuan Allah untuk mengalahkan kekuatan-kekuatan jahat, ada “tubuh” lain. Di dalam perempuan yang mungkin terlihat agak lemah itu, hiduplah anak laki-laki yang kuat dan menang. Hal itu benar tidak hanya bagi Gereja zaman kita, tetapi juga merupakan situasi yang tidak diragukan lagi terjadi sejak hari-hari awal Gereja.

Sebagai konsekuensinya, ketika melihat Gereja secara ke- seluruhan dan keadaan tidak siap yang kita temukan pada banyak orang percaya, kita tidak seharusnya putus asa. Kita dapat me- miliki kepercayaan pada Allah, bahwa di tengah-tengah kondisi yang mungkin tampak kacau, Dia sedang bekerja untuk mencapai tujuan-Nya. Dia memiliki kumpulan umat-Nya sendiri, sama se- perti pada hari-hari Elia (1Raj. 19:18), yang berhasil menang dan memiliki kesaksian kemenangan-Nya.

Di Matius 22:14, Yesus mengajarkan kepada kita bahwa “... banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih”. Apa artinya? Apa tugas mereka yang “sedikit” yang dipilih itu? Mengapa jum- lahnya hanya sedikit? Sejak kematian dan kebangkitan Kristus, Tuhan kita telah memanggil jutaan individu kepada-Nya.

Namun, seperti yang telah disebutkan, meskipun banyak orang datang kepada Kristus setiap hari, hanya sedikit dari yang banyak itu yang memasuki kemenangan yang telah Dia bayar bagi mereka. Hanya sangat sedikit orang percaya yang berhasil menang atas kekuatan jahat. Sepertinya mayoritas orang percaya tidak menunjukkan kebenaran dalam kehidupan sehari-hari me- reka, sehingga tidak memenuhi syarat untuk menggantikan peme- rintahan dan kekuasaan yang sekarang mengendalikan.

Oleh karena itu, mereka tidak memenuhi syarat untuk me- merintah. Hanya mereka yang memiliki kesaksian (Why. 12:11) di hadapan Allah dan alam semesta yang menyaksikan, yaitu me- nunjukkan bahwa mereka telah setia, yang dapat mengambil alih posisi legiun Setan dan memerintah. Maka, hanya mereka itulah yang dapat “dipilih” oleh Allah untuk tugas ini. Hanya para pe- menang yang akan dipilih oleh Allah untuk menjalankan otori- tas-Nya atas bumi ini dan pada akhirnya nanti atas seluruh alam semesta.

Kita tidak dapat melanjutkan lebih jauh di sini tanpa sebu- ah peringatan yang penting. Ketika kita mulai memahami hal-hal ini, ada kemungkinan kesalahan dan banyak dari umat Allah telah jatuh ke dalam kesalahan itu. Kesalahan itu adalah bahwa sebagian orang mulai menganggap diri mereka sebagai “pemenang”. Lalu, bersamaan dengan pemikiran yang demikian itu muncullah pemi- kiran lain bahwa orang lain tidak sedewasa rohani seperti mereka.

Banyak kelompok, “gereja”, dan individu yang mulai me- mahami semua ini dan kebenaran serupa, mulai menganggap bahwa karena mereka memahaminya, tentulah mereka pasti be- nar-benar menjadi seperti pemahaman yang mereka dapatkan. Kebenarannya adalah bahwa Allah sedang menyingkapkan kepa- da mereka tujuan-Nya, bukan posisi mereka dalam perlombaan yang ada. Mereka mungkin melihat tujuan yang diinginkan Allah, tetapi tidak melihat posisi mereka yang sebenarnya.

Hal semacam itu adalah kesalahan serius. Bukan kita yang akan memutuskan apakah kita akan masuk ke dalam Kerajaan Allah yang akan datang. Kita bukan hakim atas diri kita sendiri atau orang lain. Ketika kita mulai berpikir bahwa kita lebih baik atau lebih maju, itu adalah bukti bahwa kita sebenarnya telah ja- tuh dari sikap rendah hati dan, dengan demikian, tidak lagi hidup di dalam Kerajaan. Ketika kita mulai membayangkan bahwa kita atau kelompok kecil kita yang sepakat dengan kita adalah sema- cam kaum elite secara spiritual, kita telah gagal memenuhi syarat untuk memasuki Kerajaan karena kesombongan dan arogansi kita.

TAWARAN ISTIMEWA

Meskipun pintu ke Kerajaan Seribu Tahun Yesus Kristus terbuka untuk semua orang percaya, tidak semua dari mereka me- milih untuk masuk. Karena berbagai alasan, banyak anak Allah menolak kepemimpinan-Nya yang sah atas hidup mereka, dan se- baliknya, sebagian besar justru hidup bagi diri mereka sendiri dan kesenangan dunia ini.

Mungkin karena alasan itulah, dalam kitab Wahyu Yesus Kristus menyuarakan banyak panggilan kepada “orang-orang yang menang”. Ketika berbicara kepada setiap jemaat, Dia menya- takan sifat-sifat mereka dan kekurangan mereka dan kemudian membuat beberapa tawaran istimewa kepada mereka yang siap untuk menang – mereka yang memiliki “telinga untuk mende- ngar” (Why. 2:7).

Pada saat kitab Wahyu ditulis, telah menjadi jelas bahwa tidak semua orang percaya akan taat, maka sekali lagi, Allah me- nyuarakan panggilan kepada mereka yang sedikit itu, yang akan menanggapi-Nya, dan menjanjikan kepada mereka suatu imbalan istimewa (lihat Wahyu 2:7, 11, 17, 26-28; 3:5, 12, 21).

Tidak seharusnya ada keraguan ketika kita membaca ayat- ayat itu bahwa banyak imbalan yang disebutkan di dalamnya ber- laku untuk Kerajaan yang akan datang. Ayat-ayat yang berbicara tentang memerintah bangsa-bangsa dengan tongkat besi (Why. 2:27) dan duduk bersama Dia di takhta-Nya (Why. 3:21) adalah ru- jukan yang jelas untuk memimpin bersama dalam otoritas Kristus selama pemerintahan Seribu Tahun-Nya. Bagian yang menyebut hak untuk makan dari pohon kehidupan (Why. 2:7) dan makan manna tersembunyi (Why. 2:17) menunjukkan aspek perjamuan dari pengalaman Kerajaan itu.

Beberapa janji lainnya untuk “orang-orang yang menang” yang berhubungan dengan Kerajaan adalah yang menyebutkan mereka akan berpakaian jubah putih serta janji Yesus untuk meng- akui nama-nama orang percaya yang setia di hadapan Bapa-Nya dan malaikat-malaikat (Why. 3:5). Anda mungkin ingat bahwa kita telah membahas dalam Bab 9 siapa yang akan dan tidak akan diakui oleh Tuhan sebagai orang yang dikenal-Nya pada hari itu.

Yesus memanggil semua orang, laki-laki dan perempuan, hari ini, yaitu kepada siapa saja yang mau mendengarkan, untuk menang. Dia berkata: jika kamu menang, kamu akan berpesta de- ngan-Ku; jika kamu menang, kamu akan memerintah bersama-Ku; jika kamu menang, Aku akan memberimu upah lebih dari yang bisa kamu pahami atau bayangkan.

Akhirnya, melalui para pemenang itu, amanat awal Allah kepada umat manusia terpenuhi. Itulah sekelompok individu, yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, yang telah dan akan memiliki kekuasaan atas bumi. Mereka mengalahkan keku- atan-kekuatan musuh yang memerintah atas bumi. Mereka tidak hidup menurut pemerintahan Setan, tetapi menuruti Allah; dan dengan demikian, mereka memberi Yesus Kristus hak untuk me- nyatakan bumi ini sah sebagai milik-Nya dan mendirikan Keraja- an Seribu Tahun-Nya di atasnya.

Orang-orang itu menginginkan Yesus Kristus lebih dari mereka menginginkan Iblis atau bagian mana pun dari kerajaan- nya, dan mereka bersedia mengorbankan bahkan nyawa mereka, demi melihat Kerajaan Allah datang ke bumi ini.

Puji Tuhan untuk semua laki-laki dan perempuan seperti itu yang bersedia membayar harga berapa pun untuk melihat ke- rajaan dunia ini diserahkan kembali kepada Yesus Kristus, sehing- ga menggenapi doa-Nya kepada Bapa, “Datanglah kerajaan-Mu... di bumi, seperti di surga” (Mat. 6:10).

Sekarang, izinkan saya bertanya kepada Anda, akankah Anda menjadi salah satu dari mereka? Anda memiliki kesempatan itu. Panggilan Yesus kepada para pemenang telah diberikan kepa- da semua yang memiliki telinga untuk mendengar. Pintu terbuka bagi siapa pun, tetapi jika perlu - dan mungkin akan perlu - Anda harus bersedia untuk menyerahkan semuanya demi Kerajaan itu.

Jika Anda siap dan bersedia, Allah pun siap dan Dia akan memampukan Anda untuk hidup dengan cara itu. Hidup-Nya, yang hidup di dalam Anda, akan mewujudkan di dalam Anda se- mua yang Anda butuhkan untuk menang atas dunia, Setan, “kea- kuan”, dan dosa - semua hal yang menghalangi jalan itu. Semoga Allah dengan rahmat-Nya yang lemah lembut menganugerahkan kepada Anda kesediaan untuk hidup bagi-Nya sampai Dia datang kembali.

Akhir bab 11

Baca bab-bab lain secara online:

Pendahuluan, Bab 1: “Datanglah kerajaan-mu

Bab 2: Dua “kerajaan”

Bab 3: Kronologi singkat

Bab 4: Hari tuhan

Bab 5: Pada mulanya

Bab 6: Amanat tuhan - kegagalan manusia

Bab 7: Kerajaan allah ada di antara anda

Bab 8: “Tuhan, tuhan”

Bab 9: Balasan yang setimpal

Bab 10: Pengampunan dan penghakiman

Bab 11: Anak laki-laki (Bab saat ini)

Bab 12: Hidup dalam kemenangan

Bab 13: Kepemimpinan dan kerajaan allah

Bab 14: “Pekerjaan iman”

Bab 15: Kata-kata penghiburan, Kesimpulan

We are always looking to offer books in more languages.


Want to help us by translating or proofreading books?

How to volunteer