A Grain Of Wheat Ministries

Membaca Online
Babel

GEREJA KATOLIK ROMA

Bab 7

Babel, buku oleh David W. Dyer

PUBLIKASI MINISTRIES “A GRAIN OF WHEAT”

Oleh David W. Dyer

Diterjemahkan oleh L. Yunnita

DAFTAR ISI

Bab 1: SI PELACUR

Bab 2: BABEL

Bab 3: DARAH PARA MARTIR

Bab 4: BABEL SAAT INI

Bab 5: KEHANCURAN BABEL

Bab 6: UMAT-KU PERGILAH DARI PADANYA

Bab 7: GEREJA KATOLIK ROMA (Bab saat ini)



GEREJA KATOLIK ROMA

Dengan sangat enggan saya masuk ke dalam diskusi berikut, tetapi saya merasa harus melakukan ini karena banyaknya pendapat yang salah arah. Ada sangat banyak orang Kristen yang telah diajarkan dan diyakinkan bahwa Babel Wahyu adalah Gereja Katolik Roma. Berawal dari kesimpulan ini, mereka kemudian mulai membuat eskatologi yang sangat fantastis.

Beberapa menganggap Paus sebagai antikristus. Yang lain menganggap Gereja Roma diam-diam menjalankan dunia. Yang lain lagi mengikuti gerakan Ekumenis, dengan Gereja Katolik memimpin, bangkit untuk mendominasi dunia. Ini dan banyak kesimpulan lain semacam itu adalah hasil dari kesalahpahaman beberapa ayat Alkitab yang sederhana.

Salah satu yang paling menonjol dari ini ditemukan dalam Wahyu ayat 9 pasal 17 yang tertulis bahwa pelacur itu duduk di "tujuh gunung". Banyak guru Alkitab telah mempelajari ayat ini dan berpikir, “Aha, tujuh bukit!” Mereka kemudian mendapat kesimpulan bahwa itu pasti mengacu ke Roma, karena sastra kuno dan sekuler menyebutnya sebagai kota di tujuh bukit. Dari sini mereka lalu mulai menduga bahwa Gereja Katolik Roma adalah "Babel" saat ini.

Saya bahkan pernah mendengar perkataan bahwa Yohanes menggunakan frasa ini sebagai semacam kode untuk mengacu ke Roma. Ada yang mengatakan bahwa karena dia adalah tahanan Romawi, maka dia tidak berani menulis nama yang sebenarnya, dan harus menggunakan semacam sandi. Sepanjang perjalanan Kristen, Anda juga pasti akan mendengar segala macam penjelasan seperti itu. Yang benar adalah Yohanes menulis persis seperti yang ditunjukkan malaikat itu kepadanya.

Marilah kita ingat bahwa pada zaman Yohanes tidak ada lagi tujuh gunung kenabian. Seperti yang telah kita lihat, lima di antaranya telah jatuh. Sehingga hanya tersisa dua. Maka, ini tidak mungkin dan bukan merupakan acuan rahasia ke Roma! Karenanya, Gereja Katolik Roma tidak termasuk.

Juga, kita tidak dapat mengambil inspirasi dari literatur sekuler seperti kisah Romulus dan Remus, namun hanya dari firman Allah saja. Tidak ada satu pun di dalam Alkitab yang menyebutkan Roma sebagai "kota di atas tujuh bukit" atau hal serupa lainnya.

Sayangnya, Versi Alkitab King James (dan VNKJ) telah mengakibatkan sebagian besar kebingungan ini. Versi ini mengimbuhkan kata tambahan yang tidak saya temukan dalam naskah Yunani, termasuk Textus Receptus dari mana VKJ diambil.

Kata tambahan inilah yang menimbulkan banyak kesalahan. Ini adalah kata “ada". Dalam VNKJ pasal 17:9,10 ada tertulis: "Ketujuh kepala itu adalah tujuh gunung… Ada juga tujuh raja.”

Menempatkan kata "ada" dalam ayat ini menghilangkan gunung-gunung dan raja-raja secara tata bahasa. Maka bukannya setara, tetapi lebih dari itu. Jadi saat membaca: "Lima telah jatuh", ini bisa mengacu hanya kepada raja, sementara tujuh gunung masih ada.

Namun pada kenyataannya, dalam teks-teks Yunani asli, kata "ada" tidak muncul. Semua tertulis: "Tujuh kepala itu adalah tujuh gunung ... dan adalah tujuh raja." Kepala, gunung, dan raja semuanya setara. Jadi ketika kita membaca bahwa “lima telah jatuh” ini tidak hanya mengacu kepada raja, tetapi juga kepada gunung dan kepala.

Jadi jelas bahwa tidak ada saat ini dan, pada kenyataannya, tidak ada pada masa penglihatan Yohanes, tujuh gunung. Hanya ada dua. Lima sudah jatuh. Kemudian ini bukan acuan rahasia ke Roma dan karena itu tidak menunjukkan pada Gereja Katolik Roma.

Kita semua cenderung menafsirkan tulisan suci berdasarkan situasi geopolitik kita saat ini. Gagasan seperti itu pertama kali dibuat berabad-abad yang lalu ketika Gereja Roma makmur dan berkuasa. Pada waktu itu tempat itu tampak sangat kaya dan mendominasi sebagian besar panggung politik di Eropa. Namun, waktu telah berubah.

Tidak diragukan, mereka yang pertama kali menemukan doktrin ini, hidup di waktu dan tempat yang berbeda dari kita. Namun, ketika hal ini dipikirkan dengan kepala yang jernih, sebab lain Gereja Katolik bukan disebut pelacur juga menjadi jelas.

Misalnya, Roma tidak dikenal sebagai pelabuhan laut. Tempat itu terletak di Sungai Tiber, agak jauh dari laut. Pelabuhan di dekatnya yang melayani kebutuhan maritim bukan salah satu pelabuhan utama dunia.

Lebih lanjut, tidak dapat dikatakan untuk saat ini atau bahkan untuk membayangkan bahwa Gereja Katolik membuat setiap pemilik kapal kaya. Tidak benar bahwa semua pedagang di dunia menjadi kaya karena menjual barang-barang mereka ke Vatikan. Juga telah dipelajari tentang kesulitan satu kota menjadi sumber begitu banyak perdagangan dan kekayaan.

Lebih jauh lagi, pengaruh Vatikan terhadap pemerintah-pemerintah di dunia makin lama makin berkurang.

Misalnya, di Brasil, yang dianggap sebagai negara Katolik terbesar di dunia, persentase umat Katolik menurun secara dramatis. Meskipun gereja Katolik masih memiliki pengaruh di berbagai bagian dunia, namun tidak dapat dianggap sebagai "memerintah" atas mereka.

Walaupun dahulu Gereja Roma telah menganiaya dan membunuh banyak orang beriman, namun itu bukanlah sesuatu yang lazim di zaman kita. Upaya menyesuaikan Gereja Katolik saat ini dengan ramalan Wahyu sama seperti mencoba memasukkan pasak persegi ke dalam lubang bundar. Itu tidak cocok.

Kejanggalan logis lain yang ada dalam skenario "Roma sebagai Babel" adalah bahwa Babel dihancurkan "dalam satu jam" (Why 18:17,19). Meskipun mungkin bukan satu "jam" secara harfiah, namun itu pasti menunjukkan periode waktu singkat. Jadi bagaimana mungkin seseorang menghancurkan Gereja Katolik dalam satu jam? Apakah mereka akan menanam bom waktu di setiap katedral yang akan meledak pada saat yang sama? Itu benar-benar konyol. Secara logis siapa pun tidak dapat menghancurkan Gereja Katolik dengan api dalam "satu jam".

Apakah mereka akan meledakkan Vatikan? Menghilangkan Vatikan tidak akan mengakhiri agama Katolik. Mungkin itu akan mengakibatkan efek yang sebaliknya. Agama-agama yang paling dianiaya akhirnya akan bertambah banyak, bukannya menghilang.

Ketika kita memikirkan hal ini dengan tenang dan tidak emosional, Gereja Katolik Roma tidak benar-benar cocok, dan sebagian besar detail jelas tertulis dalam tulisan suci.

DUA "BABEL"

Salah satu sumber ajaran Roma sebagai Babel adalah sebuah buku yang ditulis oleh Alexander Hislop berjudul The Two Babylons yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1916. Di dalam bukunya, Tn. Hislop menunjukkan banyak kesamaan antara ritual, jubah, praktik, dan simbol Gereja Katolik, dll, dengan ritual Babel kuno. Namun baru-baru ini, beberapa pernyataannya dipertanyakan.

Membaca karya ini adalah sesuatu yang membosankan. Namun, dia tampaknya berhasil dalam menunjukkan bahwa gereja Roma memiliki banyak ornamen Babel. Tetapi, ini tidak membuktikannya sebagai Babel dari Wahyu.

Fakta bahwa Gereja Roma dan bahkan sebagian besar gereja "evangelikal" modern kita penuh dengan simbol, ajaran, metode, dan praktik duniawi sudah jelas. Tetapi untuk menyimpulkan bahwa ini adalah Babel Pelacur Besar, diperlukan lebih dari itu (misalnya tulisan suci yang nyata dan jelas).

ROH DUNIA INI

Mungkin banyak gereja di zaman kita tampaknya adalah bagian dari Babel. Ini berarti bahwa gereja itu memiliki ragam dan karakter dunia. Misalnya, banyak yang menggunakan cara dan metode duniawi yang makin gencar untuk menarik dan mempertahankan anggota.

Sering kali, gereja saat ini menggunakan gaya struktur otoritas duniawi. Sering kali berbagai "petugas" mereka dipilih karena posisi sosial atau kedudukan ekonomi mereka dalam masyarakat. Sudah umum bahwa isi pertemuan dan kegiatan mereka lebih bersifat duniawi daripada rohani.

Banyak gereja saat ini memiliki penekanan pada kekayaan, kemewahan, dan kemakmuran. Kadang-kadang anggota mereka tampaknya lebih tertarik pada pengejaran dan kegiatan dunia daripada kerajaan Allah. Oleh karena itu, gereja-gereja ini nampak Babel.

Apa yang harus kita pahami dari hal ini adalah: sama seperti dalam Perjanjian Lama, jadi saat ini juga, banyak umat Allah dan kelompok-kelompok Kristen yang telah dibawa pergi ke dalam Babel! Mereka telah dirayu oleh pelacur. Mereka mengikuti semangat zaman ini. Mereka terikat pada kemewahan dan cara dunia. Mereka hidup dalam “Babel” rohani.

Namun ini tidak berarti bahwa mereka adalah Babel, namun hanya bahwa mereka berada di Babel, secara rohani. Ini mengungkapkan bahwa mereka telah dipengaruhi dan terkontaminasi olehnya.

Banyak umat Allah hidup di Babel kuno setelah mereka dibawa ke pembuangan. Di sana mereka tergoda oleh berhala dan cara peribadatannya. Namun mereka tidak pernah dianggap sebagai "Babel”.

BABEL RELIGIUS?

Sudah sering diajarkan bahwa pasal 17 dari Wahyu berbicara tentang "Babel religius" yang diartikan Gereja Katolik Roma, mungkin bersama dengan gereja tipe institusional lainnya. Kemudian mereka mengajarkan bahwa pasal 18 adalah deskripsi "Babel ekonomi," yang merupakan salah satu yang telah dijelaskan sebelumnya dalam buku ini.

Namun, ketika menganalisis pasal 17, kita tidak dapat menemukan satu pun bukti yang mendukung pernyataan itu dengan jelas. Tidak ada yang religius ditemukan. Tidak ada hal keagamaan yang disebutkan. Tidak ada berhala, tidak ada imam, tidak ada persembahan, tidak ada kuil, tidak ada jubah suci, tidak ada ritual, tidak ada pengorbanan, tidak ada yang menunjukkan sesuatu yang religius ditemukan. Singkatnya, "Babel religius" jelas tidak ada di bab 17.

Teks Yunani asli tidak dibagi menjadi beberapa pasal . Tidak ada alasan kuat untuk memisahkan itu dan penglihatan ini menjadi dua bagian. Sejujurnya, hanya ada satu Babel, bukan dua Babel, yang dijelaskan dalam dua pasal ini.

Semua ini kontras dengan nubuat Perjanjian Lama tentang Babel. Di sana ada hal-hal religius seperti berhala, imam, dll. Jadi terlihat bahwa Babel terakhir yang diungkapkan dalam Wahyu sebenarnya terkenal karena kurangnya agama dan pemahaman agama.

Bukan tentang entitas keagamaan, namun tampaknya sangat sekuler. Apa yang seharusnya benar-benar menguatkan adalah tidak adanya penyebutan yang jelas tentang agama apa pun di pasal 17 atau 18. Penulis terpaksa menyimpulkan bahwa tidak ada "Babel religius" yang dapat ditemukan dalam kitab Wahyu.

BABEL TIDAK PERNAH MENJADI KOTA ALLAH

Banyak orang beriman membayangkan bahwa Babel adalah gereja duniawi pada zaman kita. Pendapat mereka didasarkan pada fakta bahwa itu disebut "pelacur". Karena itu, mereka beralasan bahwa dia pernah menjadi milik Allah, yang kemudian melacurkan dirinya, seperti istri Hosea (Hos 1:2). Namun, jika tulisan suci dilihat dengan tenang dan tanpa emosi, tidak ada tanda-tanda seperti itu.

"Wanita" Allah dinyatakan dalam Wahyu pasal 12. Dia adalah makhluk suci, bersinar, dan mulia. Dia dianiaya oleh naga, tidak menunggang binatang buas. Dia dilindungi oleh Tuhan, bukannya dihakimi oleh-Nya. "Anak”nya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya (ayat 5). Anaknya yang lain "yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus" (ayat 17).

Dia mungkin tidak sempurna, karena dia perlu "diberi makan" (ayat 6), mungkin menunjukkan kebutuhan akan makanan rohani yang lebih banyak. Tetapi tentu saja tidak digambarkan sebagai pelacur atau disebut Babel. Wanita yang ditemukan dalam Wahyu 17 dan 18 adalah kisah yang sama sekali berbeda. Tidak ditemukan tanda-tanda tulisan suci bahwa dia pernah menjadi milik Allah. Bahkan, ketika dia muncul, dia mengendarai seekor binatang buas berwarna merah tua. Sejak awal dia adalah wanita iblis. Dia adalah sumbernya. Ketergantungannya ada pada dirinya.

Lebih jauh, dia tidak disebut "pezina" (yang dalam bahasa Yunani MOICHOS [lihat Yoh 4:4] yang menunjukkan bahwa dia pernah memiliki komitmen pernikahan), tetapi dia disebut seorang pelacur, PORNE (Why 17:1), dan tidak ada keharusan bagi pelacur untuk menikah. Tidak ada ayat yang menunjukkan bahwa dia pernah bertunangan, atau menjadi milik, Tuhan.

Selanjutnya, Babel Perjanjian Lama juga tidak pernah menjadi kota Tuhan. Dia bukan tempat atau orang-orang yang telah Dia pilih sendiri. Tuhan tidak pernah menggunakan nama Babel untuk menggambarkan umat-Nya atau tanah-Nya.

Jadi ketika Allah memilih kata "Babel" dalam Wahyu untuk menggambarkan pelacur, Dia jelas tidak berusaha untuk menunjukkan umat-Nya sendiri atau gereja-Nya. Meskipun beberapa umat Allah tinggal di Babel dan melakukan perzinaan dengan Babel, dia sendiri bukan dan tidak pernah menjadi milik-Nya.

Ketika kita melihat ini secara logis dan bukannya secara emosional, "Babel" Wahyu ini tidak dapat mengacu kepada umat Allah. Oleh karena itu, asumsi bahwa Babel adalah gereja atau bagian dari dirinya yang telah menjadi berdosa tampaknya tidak memiliki dasar alkitabiah.

ROH YANG SALAH

Masalah serius lain dengan "gereja Katolik Roma bersama dengan sebagian besar denominasi" seperti yang diajarkan Babel adalah itu tampaknya menghasilkan roh yang salah. Di hampir semua kelompok yang saya temui yang memegang pendapat ini, ada sikap "kita lebih baik daripada mereka" yang dominan.

Mereka meremehkan orang-orang yang “berada dalam sistem keagamaan”. Mereka merasa lebih unggul daripada semua orang Kristen lainnya yang begitu korup. Banyak dari kesatuan dan sebagian besar dari "kerohanian" mereka berasal dari ide bahwa mereka telah "keluar" dan merupakan semacam elite spiritual.

Sikap ini tidak mencerminkan hati Tuhan. Jika kita berhubungan dengan hati Bapa, dan melihat rekan seiman yang terlibat dalam agama duniawi yang lemah, kita pasti mengeluarkan reaksi yang berbeda. Kita akan menangisi mereka. Kita akan berdoa untuk mereka. Dan kita akan berusaha dengan penuh kasih melayani kebenaran Allah untuk berusaha membantu mereka melarikan diri dari kesalahan mereka.

Tidak diragukan bahwa pelacur besar itu akan berhasil merayu gereja di negaranya dan juga di negara-negara di mana dia memegang kekuasaan. Logikanya bahwa dia akan merusak dan membuat mereka jatuh seperti dirinya sendiri. Jika kemudian gereja saat ini menjadi duniawi dalam banyak hal, ini karena dia juga telah minum anggur percabulan Babel.

Saat ini banyak anggota gereja melakukan perzinaan dengan dunia. Hati mereka tergoda oleh daya tariknya. Mereka mencintai semua yang dia tawarkan.

Sungguh menyedihkan, tetapi benar, bahwa gereja-gereja zaman kita menjadi makin duniawi. Kuil-kuil tampaknya makin mewah dan pekerjaannya makin berorientasi pada keberhasilan. Penekanan pada dosa dan pertobatan digantikan oleh cara yang mudah dan nyaman di mana Allah adalah hamba kita dan kewajiban kita hanyalah untuk menghadiri secara teratur dan memberi dengan murah hati.

Namun, semua itu tidak membuat semua institusi ini memenuhi syarat untuk menjadi Babel, tetapi hanya sebagian darinya. Mereka telah menjadi Babel dalam karakter dan sifat mereka. Mereka telah dibawa pergi ke Babel.

BABEL KOMERSIAL

Sejak menulis draf pertama buku ini, saya telah menerima banyak umpan balik dari orang-orang beriman yang bersikeras bahwa Babel adalah gereja saat ini. Banyak argumen yang saya dengar bersifat emosional. Sering kali diwarnai dengan antipati atau bahkan kebencian terhadap gereja atau denominasi.

Mungkin saudara-saudara ini tersakiti dan/atau kecewa oleh beberapa kelompok agama atau lainnya. Karena itu mereka kesulitan melepaskan diri sendiri dari pengalamannya dan juga kesulitan melihat dengan jelas pada tulisan suci. Hampir semua bukti yang ditawarkan oleh orang-orang beriman terkasih ini untuk menunjukkan bahwa Babel adalah Gereja Katolik bersama dengan denominasi yang cukup kabur atau yang harus dipahami secara simbolis.

Bahaya yang saya lihat di sini adalah bahwa sementara banyak yang berfokus pada wahyu “spiritual” yang lemah ini, ayat-ayat yang jelas dan sederhana dari kedua pasal Wahyu diabaikan. Mungkin emosi yang dirasakan sebagian orang terhadap "sistem keagamaan" telah membutakan mereka terhadap kemungkinan lain.

Sambil berusaha membuktikan kasus Babel religius, mereka tampaknya mengabaikan banyak ayat yang sangat jelas dan hanya membutuhkan sedikit, jika ada, interpretasi.

Ayat-ayat itu adalah yang menunjuk pada "Babel komersial". Itu menunjuk ke tempat fisik yang tidak diragukan lagi dapat diidentifikasi saat ini. Itu adalah "kota" kaya, bangga, percaya diri yang mengimpor segala yang ditawarkan pedagang di dunia.

Itu adalah tempat fisik yang sangat dibutuhkan untuk dapat mengidentifikasi secara akurat. Tempat sekuler, komersial, mewah inilah yang akan segera dihancurkan oleh api. Oleh karena itu, entitas inilah yang perlu ditunjuk.

Mungkin Anda belum yakin dengan argumen saya terhadap Babel religius, dan masih percaya bahwa dia adalah "sistem agama". Boleh saja. Saya tidak perlu meyakinkan Anda. Anda dapat tetap meyakini "Babel religius". Tetapi tolong, demi diri Anda sendiri, pertimbangkanlah hal berikut ini dengan saksama.

Jelas "Babel komersial"lah yang akan dihancurkan oleh api. Karena itu, kesampingkanlah gagasan keagamaan untuk saat ini, masing-masing orang beriman sangat perlu memahami di mana perwujudan komersial ini dan, jika mereka tinggal di sana, bersiaplah untuk melarikan diri sebelum penghakimannya datang.

CATATAN:

GUNUNG, KEPALA, DAN RAJA

Di sini kita akan menganalisis secara lebih terperinci bagian dari bagian Wahyu yang agak sulit. Namun, pemahaman tentang bagian penglihatan ini diperlukan untuk sepenuhnya memahami keseluruhan penglihatan. Harap ikuti dengan cermat beberapa langkah sederhana ini dengan logika. Penglihatan ini tidak sulit untuk dipahami seperti tampaknya. Yang diperlukan hanyalah sedikit hikmat yang dengan senang hati diberikan Tuhan kepada semua yang memintanya.

Ada tertulis bahwa pelacur tersebut menunggangi seekor binatang buas. Binatang buas itu memiliki tujuh kepala dan sepuluh tanduk. Dalam buku Antikristus kita telah membahas subjek binatang buas yang memiliki sepuluh tanduk. Jadi untuk saat ini kita hanya akan berkonsentrasi pada tujuh kepala binatang buas itu. Apa artinya itu?

Malaikat membantu kita dengan menjelaskan: “Ketujuh kepala itu adalah tujuh gunung, yang di atasnya perempuan itu duduk ketujuhnya adalah juga tujuh raja” (Why 17:9,10 NASB). Inilah rumus sederhananya. Setiap kepala mewakili gunung dan raja. Bisa dijabarkan seperti ini:

1 kepala = 1 gunung = 1 raja

1 kepala = 1 gunung = 1 raja

1 kepala = 1 gunung = 1 raja

1 kepala = 1 gunung = 1 raja

1 kepala = 1 gunung = 1 raja

1 kepala = 1 gunung = 1 raja

1 kepala = 1 gunung = 1 raja

Lalu ada tertulis: “Lima di antaranya sudah jatuh” (Why 17:10). Jadi kita ketahui bahwa dari tujuh [1 kepala = 1 gunung = 1 raja] lima perwujudannya telah jatuh. Ini berarti bahwa mereka telah datang dan pergi dari sejarah dan hanya tersisa dua kelompok seperti yang tertulis di bawah ini:

1 kepala = 1 gunung = 1 raja

1 kepala = 1 gunung = 1 raja

1 kepala = 1 gunung = 1 raja

1 kepala = 1 gunung = 1 raja

1 kepala = 1 gunung = 1 raja

1 kepala = 1 gunung = 1 raja

1 kepala = 1 gunung = 1 raja

Dari dua perwujudan yang tersisa, ada tertulis: “yang satu ada dan yang lain belum datang, dan jika ia datang, ia akan tinggal seketika saja” (Wahyu 17:10).

Tidak diragukan lagi, setelah hampir 2.000 tahun sejarah, perwujudan yang "adalah", atau lebih tepatnya pada saat Wahyu ditulis, juga telah "jatuh" atau menghilang sekarang. Jadi kita juga bisa menandainya. Kemudian tersisa dua yang terakhir yang "belum datang".

1 kepala = 1 gunung = 1 raja

1 kepala = 1 gunung = 1 raja

Apa arti semua ini? Dalam nubuat Alkitab, "kepala" pada beberapa binatang buas berarti pemimpin atau raja. Itu telah terlihat dalam rumus “1 kepala = 1 raja”. Gunung-gunung mungkin mewakili kerajaan. Ada beberapa pendukung untuk penafsiran tersebut dalam kitab Daniel.

Sementara nabi melihat sebuah penglihatan, dia melihat “batu yang menimpa patung itu” yang menghancurkan kaki sebuah patung besar dan “menjadi gunung besar yang memenuhi seluruh bumi” (Dan 2:35). Maka ini berarti ketika Tuhan Yesus kembali, Dia akan menghancurkan kerajaan antikristus dan bahwa Kerajaan-Nya akan menjadi besar (gunung besar) dan memenuhi seluruh bumi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa gunung-gunung mewakili kerajaan.

"BABEL" LAINNYA

Apa yang kita pelajari adalah bahwa Babel, selain menjadi sistem dunia spiritual yang menggoda, telah memiliki perwujudannya di enam tempat fisik lainnya. Ini berarti bahwa kita dapat melihat ke belakang dalam sejarah dunia dan menemukan lima contoh kerajaan yang menjadi sukses, kaya, dan kemudian benar-benar dekaden.

Seperti yang kita lihat di awal buku ini, Babel kuno tentu saja adalah tempat yang cocok dengan deskripsi tersebut.

Meskipun tidak dapat diketahui dengan pasti kerajaan masa lalu mana yang juga termasuk dalam daftar ini bersama dengan Babel, ada kemungkinan bahwa Mesir kuno di bawah kuasa beberapa Firaun mungkin juga telah naik ke keberlebihan yang telah digambarkan.

Mungkin kekaisaran Media-Persia atau kerajaan yang berikutnya dari Alexander Agung, atau bahkan Asyur kuno bisa cocok dengan pola itu. Siapa mereka sebenarnya tidaklah penting bagi pemahaman kita. Tentu saja ada lima dan mereka sudah datang dan pergi atau "jatuh".

Satu perwujudan Babel yang "adalah" atau lebih tepatnya ada pada zaman rasul Yohanes adalah juga yang telah teridentifikasi. Kekaisaran Romawi sangat cocok dengan gambaran itu. Itu menjadi terkenal karena keberlebihannya. Pesta pora, pesta, hiburan termasuk kekerasan, tontonan berdarah yang melibatkan binatang, orang-orang, dan gladiator, penyimpangan seksual, kemewahan, dan semua hal-hal Babel yang telah kita bahas ditemukan di kekaisaran Romawi dalam kemegahannya.

Kerajaan ini kemudian akan mewakili keenam [1 kepala = 1 gunung = 1 raja] perwujudan yang sekarang telah dikurangi menjadi sekadar bayangan dari kekuatan, ketenaran, dan dosa sebelumnya.

Namun masih ada satu manifestasi yang tersisa. Satu belum datang. Tampaknya di hari-hari terakhir, semangat keberlebihan duniawi itu (termasuk agama), akan terwujud dalam semua kegenapannya di suatu tempat fisik pada suatu waktu.

Apa yang kita cari pada saat ini adalah manifestasi akhir, yang genap dari Babel. Kita dapat berharap untuk melihat dalam generasi kita sebuah "kota" yang menjadi seperti yang dimiliki Kerajaan Romawi dan lebih banyak lagi.

Jadi, kita bisa mencari sesuatu yang memanjakan diri sendiri, begitu fokus mengelilingi dirinya dengan segala jenis kemewahan dan kesenangan, sebuah kota/bangsa yang sedang dalam proses menjadi begitu tidak bermoral dan keji, sehingga mungkin akan mempermalukan enam manifestasi dari pelacur lainnya.

Sudah pasti bahwa pada akhir zaman ini, akan muncul "Babel" besar terakhir yang, dalam hal kemewahan, keberlebihan, dan dosa akan naik ke semacam ekspresi akhir dari keberlebihan duniawi, sampai dia diadili oleh Allah dan dihancurkan.

Untuk buku-buku lain oleh penulis yang sama:

Untuk semua buku dalam bahasa Indonesia, silakan klik di sini

For books in English visit our publications page

Para livros em Portugués acesse www.GraoDeTrigo.com

Para libros en español visita www.GranoDeTrigo.com

To see what other languages are available please visit our Other Languages Page here.

Akhir bab 7

Baca bab-bab lain secara online:

DAFTAR ISI

Bab 1: SI PELACUR

Bab 2: BABEL

Bab 3: DARAH PARA MARTIR

Bab 4: BABEL SAAT INI

Bab 5: KEHANCURAN BABEL

Bab 6: UMAT-KU PERGILAH DARI PADANYA

Bab 7: GEREJA KATOLIK ROMA (Bab saat ini)

We are always looking to offer books in more languages.


Want to help us by translating or proofreading books?

How to volunteer